Fenomena   perayaan Valentine's Day tidaklah terlalu asing di beberapa kota besar   di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan   kota-kota lainnya. Para remaja, walau baru kelas satu SMP, sudah   mengenal budaya setan ini. Mereka biasa merayakannya dengan mengadakan   lomba saling merayu antara lawan jenis, saling memberikan bunga dan   hadiah kepada pacarnya, mengadakan pesta musik yang terkadang disertai   minuman keras tanpa mempedulikan terjadinya percampuran pria dan wanita   non-mahram. Bahkan, acara ini oleh mereka dijadikan ajang untuk   mengekspresikan hawa nafsu kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi,   memegang tangan, sampai melakukan perbuatan yang kelewat batas, naudzu   billahi min dzalik. Lucunya, perayaan ini pun rupanya tidak hanya   dilakukan oleh anak muda. Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan tante-tante pun   tidak ketinggalan 'bertaklid' merayakan budaya sesat ini.
Lebih memprihatinkan lagi, budaya ini telah menjarah remaja Islam, remaja yang diwanti-wanti oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam  untuk selalu mengikat perilakunya dengan ajaran Islam dan tidak   membebek kepada cara hidup orang kafir, malah larut dalam perayaan   jahiliah ini dengan meninggalkan akidah Islam.
Budaya perayaan Valentine's Day telah menjarah remaja Islam . . .membebek kepada cara hidup orang kafir dalam perayaan jahiliah ini dengan meninggalkan akidah Islam.
Mereka  yang  melakukan perayaan ini berdalih dengan kasih sayang. Padahal,  pesta  semalam suntuk dalam rangka ber-Valentine's Day diikuti dengan  perbuatan  dan tindakan yang bertentangan dengan moral dan agama  (khususnya agama  Islam) tidak akan melahirkan kasih sayang yang sejati.  Kasih sayang yang  dilahirkannya hanyalah kasih sayang semu dan palsu.  Bukan kasih sayang,  mungkin lebih tepat disebut hawa nafsu.
Ber-Valentine's Day tidak akan melahirkan kasih sayang yang sejati. . . Bukan kasih sayang, mungkin lebih tepat disebut hawa nafsu.
Sejarah Singkat Valentine's Day
Valentin, atau Valentinus yang di Indonesia beberapa waktu terakhir ini mulai dipopulerkan secara luas dengan istilah Valentin (tanpa e atau huruf s) sebetulnya nama seorang martir (orang Kristen yang terbunuh karena mempertahankan ajaran agama yang dianutnya). Valentin yang sebenarnya adalah nama seorang tokoh agama Kristen yang karena kesalehan dan kedermawanannya diberi gelar Saint atau Santo disingkat dengan St., yang mempunyai tempat istimewa di dalam ajaran agama ini. Panggilan atau gelar ini dilekatkan pula kepada tokoh Kristen yang lainnya, seperti St. Paul, St. Peter, St. Agustine dan sebagainya. St. hanya dihubungkan dengan nama seorang penganjur dan pemimpin besar agama Kristen, dan karena itu tidak dapat diberikan kepada sembarang pemeluk agama ini, yang tingkat keagamaannya masih rendah.
Valentin, atau Valentinus yang di Indonesia beberapa waktu terakhir ini mulai dipopulerkan secara luas dengan istilah Valentin (tanpa e atau huruf s) sebetulnya nama seorang martir (orang Kristen yang terbunuh karena mempertahankan ajaran agama yang dianutnya). Valentin yang sebenarnya adalah nama seorang tokoh agama Kristen yang karena kesalehan dan kedermawanannya diberi gelar Saint atau Santo disingkat dengan St., yang mempunyai tempat istimewa di dalam ajaran agama ini. Panggilan atau gelar ini dilekatkan pula kepada tokoh Kristen yang lainnya, seperti St. Paul, St. Peter, St. Agustine dan sebagainya. St. hanya dihubungkan dengan nama seorang penganjur dan pemimpin besar agama Kristen, dan karena itu tidak dapat diberikan kepada sembarang pemeluk agama ini, yang tingkat keagamaannya masih rendah.
St.   Valentin ini karena pertentangannya dengan Kaisar CLAUDIUS II, penguasa   Romawi pada waktu itu, berakhir dengan pembunuhan atas dirinya pada  abad  ketiga, tepatnya pada tanggal 14 Februari tahun 270 Masehi.  Menurut  kepercayaan Kristen, kematian Valentin ini dikategorikan martir  membela  agamanya, sebagaimana orang Islam menyebut syahid bagi seorang  muslim  yang terbunuh di medan jihad.
Kematian   yang tragis, kesalehan, dan kedermawanan Valentin ini tidak dapat   dilupakan oleh para pengikutnya di belakang. Valentine dijadikan simbol   bagi ketabahan, keberanian, dan kepasrahan seorang Kristen menghadapi   kenyataan hidupnya. Namanya dipuja dan diagungkan dan hari kematiannya   diperingati oleh pengikutnya dalam setiap upacara keagamaan yang   dianggap sesuai dengan peristiwa tragis itu. Upacara peringatan yang   pada mulanya bersifat religius itu dimulai pada abad ketujuh Masehi dan   berlangsung sampai abad keempat belas, dan setelah abad itu  signifikansi  keagamaannya mulai hilang dan tertutup oleh upacara dan  ceremony yang  non-agamis.
Hari   Valentin, sebagaimana dikatakan di atas, adalah hari kematian Valentine   yang kemudian diperingati oleh para pengikutnya setiap tanggal 14   Februari. Kemudian hari Valentine ini dihubungkan pula dengan pesta atau   perjamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut supercalia yang   biasanya jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang Romawi masuk   Kristen, maka pesta supercalia itu secara religius dikaitkan dengan   kematian atau upacara kematian St. Valentine.
Penerimaan Valentine sebagai model kasih sayang tulus diduga seperti berasal dari kepercayaan orang Eropa, bahwa masa kasih sayang mulai bersemi bagi burung jantan dan burung betina pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Perkiraannya atau kepercayaannya ini lalu berkembang menjadi pengertian umum bahwa sebaiknya pihak pemuda mencari seorang pemudi (wanita) untuk menjadikan pasangannya dan sebaliknya pada tanggal tersebut. Bersamaan dengan itu, mereka menyarankan untuk saling tukar tanda mata atau cadeau (kado) sebagai lambang terbinanya kasih sayang di antara mereka. Namun, Valentine ini lebih dipopularkan lagi oleh orang-orang Amerika dalam bentuk greeting card (kartu ucapan selamat) terutama sejak berakhirnya Perang Dunia I.
Penerimaan Valentine sebagai model kasih sayang tulus diduga seperti berasal dari kepercayaan orang Eropa, bahwa masa kasih sayang mulai bersemi bagi burung jantan dan burung betina pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Perkiraannya atau kepercayaannya ini lalu berkembang menjadi pengertian umum bahwa sebaiknya pihak pemuda mencari seorang pemudi (wanita) untuk menjadikan pasangannya dan sebaliknya pada tanggal tersebut. Bersamaan dengan itu, mereka menyarankan untuk saling tukar tanda mata atau cadeau (kado) sebagai lambang terbinanya kasih sayang di antara mereka. Namun, Valentine ini lebih dipopularkan lagi oleh orang-orang Amerika dalam bentuk greeting card (kartu ucapan selamat) terutama sejak berakhirnya Perang Dunia I.
Valentine ini lebih dipopularkan lagi oleh orang-orang Amerika dalam bentuk greeting card (kartu ucapan selamat) terutama sejak berakhirnya Perang Dunia I.
Hukum Merayakan Valentine's Day
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi, bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syiar dan kebiasaan. Padahal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR At-Tirmizi).
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi, bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syiar dan kebiasaan. Padahal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR At-Tirmizi).
Abu Waqid meriwayatkan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  saat keluar menuju Perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik   orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka   menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat   berkata, 'Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath,   sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda, 'Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa,   'Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.'   Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti   kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian'." (HR At-Tirmizi, ia   berkata, hasan sahih).
Berkasih-sayang   versi valentinan ini haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu   diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat   dan memahami asal-usul serta fakta pelaksanaan Valentine's Day,   sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan   corak hidup seorang muslim. Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang   dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang   sangat jauh berbeda dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang   agung.
Sangat   jelas bahwa Valentine Day adalah budaya orang kafir, yang kita (umat   Islam) dilarang untuk mengambilnya. Kita dilarang menyerupai budaya yang   lahir dari peradaban kaum kafir, yang jelas-jelas bertentangan dengan   akidah Islam. Sungguh, ikut merayakan hari valentin adalah tindakan   haram dan tercela.
Valentine Day adalah budaya orang kafir, yang kita (umat Islam) dilarang untuk mengambilnya.
Ibnu  Qayyim  al-Jauziyah rahimahullah berkata, "Memberikan ucapan selamat  terhadap  acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah  disepakati bahwa  perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas  hari raya dan  puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya"  dan sejenisnya.  Bagi yang mengucapkannya, kalaupun tidak sampai pada  kekafiran, paling  tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah  memberi selamat  atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah  Subhanahu wa Ta'ala.  Bahkan, perbuatan tersebut lebih besar dosanya di  sisi Allah Subhanahu  wa Ta'ala dan lebih dimurkai daripada memberi  selamat atas perbuatan  minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang  terjerumus dalam suatu  perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan  tersebut. Seperti orang  yang memberi selamat kepada orang lain atas  perbuatan maksiat, bid'ah,  atau kekufuran. Padahal, dengan itu ia telah  menyiapkan diri untuk  mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah  Subhanahu wa Ta'ala."
. . . Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram . . . .
Syekh   Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine's Day   mengatakan, "Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena alasan   berikut. Pertama, ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar   hukumnya di dalam syariat Islam. Kedua, ia dapat menyebabkan hati sibuk   dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan   dengan petunjuk para salaf saleh (pendahulu kita)--semoga Allah meridhai   mereka. Maka, tidak halal melakukan ritual hari raya mereka, baik  dalam  bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah,   ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan  agamanya,  tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan  ikut-ikutan.  Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melindungi kaum muslimin  dari segala  fitnah (ujian hidup) yang tampak ataupun yang tersembunyi,  dan semoga  meliputi kita semua dengan bimbinga-Nya."
Mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup orang kafir akan membuat mereka senang dan dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah berfirman (yang artinya), "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Maidah: 51).
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (QS. Al-Mujadilah: 22)
Mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup orang kafir akan membuat mereka senang dan dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah berfirman (yang artinya), "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Maidah: 51).
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (QS. Al-Mujadilah: 22)
Mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup orang kafir akan membuat mereka senang dan dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.
Semoga   Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan   kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk  masuk  ke dalam surga yang hamparannya seluas langit dan bumi, yang  disediakan  bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita  termasuk  dalam golongan orang-orang yang disebutkan dalam hadis Qudsi,  Allah  Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya, "Kecintaan-Ku adalah  bagi  mereka yang saling mencintai karena Aku, saling berkorban karena  Aku,  dan yang saling mengunjungi karena Aku." (HR Ahmad). Wallahu  a'lam.
Sumber:
1. The standart International Dictionary, jilid 18 halaman 5090. The Encyclopedia Americana, jilid 27 halaman 859. (dari www.isnet.org/archive-milis/archive99).
2. Valentine's Day Bukan Ajaran Islam, Drs. Nur'i Yakin Mch, SH, M.Hum.
3. www.alsofwah.or.id
4. www.hidayatullah.com
Sumber:
1. The standart International Dictionary, jilid 18 halaman 5090. The Encyclopedia Americana, jilid 27 halaman 859. (dari www.isnet.org/archive-milis/archive99).
2. Valentine's Day Bukan Ajaran Islam, Drs. Nur'i Yakin Mch, SH, M.Hum.
3. www.alsofwah.or.id
4. www.hidayatullah.com
5. www.voa-islam.com
 
 
 




 
 »
                    » 
