Sekitar 2.200 polisi berjaga di sekitaran Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jl Ampera Raya Jakarta, Kamis (24/2/2011). Tak hanya di pengadilan, pengamanan juga terlihat di beberapa titik di sepanjang Jalan Ampera.
Tak puas dengan pengerahan ribuan personil, aparat keamanan juga mengerahkan para penembak jitu (sniper) Brimob. Para sniper itu mengawasi gerak-gerik para pengunjung sidang Ustadz Abu di atap gedung sekitar pengadilan. Mereka mengendap-endap di atap gedung seberang pengadilan, yakni di toko material dan bengkel motor.
Dari seragamnya, terlihat sniper tersebut berasal dari kesatuan Brigadir Mobil atau Brimob. Mereka terlihat mengamati para pendukung Ba’asyir yang menyimak jalannya sidang dari teropong senjata laras panjang yang mereka bawa.
Salah satu sniper menaruh pot bunga untuk menutupi wajah. Kendati sudah mengendap-endap, tak pelak gerak-gerik sniper itu tercium oleh para wartawan pendukung Abu Bakar Ba’asyir. Pendukung Ba’asyir berteriak meminta penembak jitu itu turun dari loteng. “Woiii... Densus ngapain lu! Turun lu makhluk yang paling hina. Setan, turun! Atau kita yang ke sana!” teriak para pengunjung sidang Ba’asyir sambil menunjuk ke arah atap toko material “Gunung Jaya” yang terlihat ada moncong senjata mengarah ke pengadilan.
Teriakan pendukung Ba’asyir menarik perhatian rekan-rekan yang lainnya untuk ke luar halaman pengadilan. Pendukung yang semula berkonsentrasi menyaksikan sidang akhirnya ikut menonton keberadaan sniper itu. Sesekali tangan mereka menunjuk-nunjuk ke arah lokasi yang diduga tempat sniper bersembunyi.
Keberadaan sniper juga ‘terlacak’ di lantai 2 rumah milik warga yang bersebelahan dengan toko material. Di sana, ada sesosok orang yang mengenakan baju hitam, dan terlihat juga moncong senjata. Kedua lokasi ini berada persis di seberang pengadilan.
Para pengunjung sidang mengkhawatirkan ulah sniper Brimob itu bisa memicu keributan. “Itu bisa memprovokasi,“ kata seorang pendukung Ba’asyir, Sabarudin. [silum/dtk]