“Indonesia bukan negara  Islam, sehingga tak bisa menerapkan apa yang dilakukan sahabat Abu  Bakar As-Shiddiq ketika memerangi Nabi Palsu Musailamah Al-Kadzab.  Umat  Islam di Indonesia bisa membalas segala bentuk penghinaan terhadap  Rasulullah SAW, bukan dengan memerangi secara fisik, tapi perang  pemikiran dan peradaban (Ghazwul fikr).” 
Demikian diungkapkan mantan calon biarawati Hj Irena Handono menjawab pertanyaan voa-islam dalam siaran pers usai launching buku ”Nabi SAW Bukan Pedofili” di Cafe Shisha, Kemang, Jakarta, Rabu (9/2/2011).
Pendiri  Irena Center ini menolak  tuduhan barat bahwa umat Islam haus darah. Benturan yang terjadi selama  ini, berbeda antara kaum intelektual dengan masyarakat awam di level  bawah. Konspirasi itu tetap ada, sesuai situasi dan kondisinya. Namun  tidak bisa diukur ketika konflik terjadi, lalu memvonis umat Islam haus  darah.
”Karena itu peran pers sangat penting  untuk menjelaskan ajaran Islam secara benar. Bukan malah memojokkan  Islam seolah sumber konflik. Bukankah ada ungkapan, jika ingin menguasai  dunia, maka kuasailah informasi. Persoalannya pers kita lemah untuk  itu,” ujar kristologi yang akrab disapa bunda Irena itu.
Dalam launching bukunya, Irena  menjelaskan, pernikahan usia dini, bukanlah suatu hal baru yang patut  diributkan. Kalau saja para orientalis penghujat Rasulullah mau jujur,  seharusnya mereka malu meributkan masalah ini. Karena di masa lampau  bahkan dalam sejarah Barat sendiri, pernikahan dini adalah hal yang umum  bahkan biasa dilakukan.
Selama ini, para orientalis memfitnah  dengan menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai pelaku pedofilia, menyoroti  secara tajam pernikahan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW terhadap Aisyah  RA, dan memandang negatif pernikahan dini dalam Islam yang memang  diperbolehkan, maka mengapa mereka tidak menilik kembali Talmud dan  Bibel mereka sendiri? Apa mereka takut mendapati bahwa Kitab Talmud dan  Bibel banyak sekali bercerita tentang praktik-praktik pedofili yang  dianggap baik?
Umat Islam seringkali terpojok dengan  berbagai tuduhan yang menghujat Rasulullah, salah satunya adalah tuduhan  bahwa Nabi Muhammad SAW Pedofili. Mengapa terpojok? Karena umat Islam  sudah lama meninggalkan kebiasaan Iqro’. Umat Islam sudah tidak lagi  mempunyai kebiasaan, hobby membaca. Umat Islam sudah tidak bangga lagi  dengan Islam-nya, tidak cinta kepada Rasulullah SAW.
Umat Islam dijauhkan dari Islam,  dijauhkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang dibawa Rasulullah SAW. Islam  senantiasa digembar-gemborkan sebagai agama teroris dan agama kekerasan.  Nabi Muhammad SAW dituduh sebagai perampok, pemerkosa, pedofili dan  berbagai  tuduhan lainnya yang sangat menyakitkan hati.
Untuk menanggal berbagai tuduhan itu,  dalam buku ini, Irena mengupas tentang fitnah orientalis terhadap Islam  yang menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai Pedofili. Bagaimana sejarah  tentang pernikahan dini di berbagai peradaban dan kebudayaan, bagaimana  dalam berbagai kitab suci lain. Dan juga dibahas betapa pernikahan dalam  Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah pernikahan yang agung,  sungguh jauh dari fitnah-fitnah keji yang mereka lontarkan. [Desastian]
 
 
 




 
 »
                    » 
