Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brazil. Banyak keanekaragaman hayati Indonesia belum diketahui potensinya, akan tetapi telah mengalami kepunahan. Salah satu keanekaragaman hayati yang belum banyak digali potensinya adalah tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut yang terdapat di Indonesia mencapai 1500 spesies, tetapi belum banyak penelitian yang mengkaji potensi tumbuhan lumut Indonesia. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak kalah penting dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis bryophyta selain berfungsi sebagai tumbuhan perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai estetis sebagai tanaman hias.
Beberapa jenis sphagnum atau lumut rawa memiliki manfaat dalam dunia kesehatan. Spesies endemik yang hanya dapat ditemui di Curug Cibeureum, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ini sudah digunakan untuk obat penyakit kulit dan mata.
Selain itu, menurut beberapa literatur pengobatan kuno, beberapa jenis lumut hati dapat pula digunakan untuk obat gangguan liver atau hati.
Namun Eka AP Iskandar MSc, peneliti lumut di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengingatkan penggunaan lumut untuk obat gangguan fungsi hati harus dikaji ulang terlebih dulu. Hal ini disebabkan masih berkaitan erat antara pengobatan kuno dengan mitos-mitos.
Untuk mengenal manfaat tumbuhan lumut lebih jauh dapat dilihat dari potensi yang dikandungnya, di antaranya ekstrak lumut dapat digunakan sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan (tidak dimakan oleh serangga), mengobati darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka bakar, luka sayatan, mengobati penyakit jantung, menumbuhkan rambut, menghilangkan racun akibat gigitan ular, sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam tanah pertanian.
Tumbuhan lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi atas dua golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:
1. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
2. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
3. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat antiseptik.
4. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan rambut.
5. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
6. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
7. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati mengobati pneumonia.
Keanekaragaman tumbuhan lumut yang terdapat di Indonesia yang memiliki potensi sebagai obat-obatan belum banyak dilakukan penelitian mengenai kandungan kimianya, maka dari itu diperlukan kerjasama antara peneliti dan industri obatan-obatan untuk melakukan kajian ilmiahnya. Hal tersebut dapat membuka peluang ekonomi yang besar bagi industri obat-obatan yang membutuhkan bahan baku alami sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat-obatan dan keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri dapat dipertahankan.
Beberapa jenis sphagnum atau lumut rawa memiliki manfaat dalam dunia kesehatan. Spesies endemik yang hanya dapat ditemui di Curug Cibeureum, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ini sudah digunakan untuk obat penyakit kulit dan mata.
Selain itu, menurut beberapa literatur pengobatan kuno, beberapa jenis lumut hati dapat pula digunakan untuk obat gangguan liver atau hati.
Namun Eka AP Iskandar MSc, peneliti lumut di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengingatkan penggunaan lumut untuk obat gangguan fungsi hati harus dikaji ulang terlebih dulu. Hal ini disebabkan masih berkaitan erat antara pengobatan kuno dengan mitos-mitos.
Untuk mengenal manfaat tumbuhan lumut lebih jauh dapat dilihat dari potensi yang dikandungnya, di antaranya ekstrak lumut dapat digunakan sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan (tidak dimakan oleh serangga), mengobati darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka bakar, luka sayatan, mengobati penyakit jantung, menumbuhkan rambut, menghilangkan racun akibat gigitan ular, sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam tanah pertanian.
Tumbuhan lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi atas dua golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:
1. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
2. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
3. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat antiseptik.
4. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan rambut.
5. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
6. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
7. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati mengobati pneumonia.
Keanekaragaman tumbuhan lumut yang terdapat di Indonesia yang memiliki potensi sebagai obat-obatan belum banyak dilakukan penelitian mengenai kandungan kimianya, maka dari itu diperlukan kerjasama antara peneliti dan industri obatan-obatan untuk melakukan kajian ilmiahnya. Hal tersebut dapat membuka peluang ekonomi yang besar bagi industri obat-obatan yang membutuhkan bahan baku alami sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat-obatan dan keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri dapat dipertahankan.