Ribuan umat Islam tumpah ruah di Bundaran Hotel Indonesia (HI),  Jum’at (18/2) siang dalam aksi “Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi”.  Berbagai ormas dan partai Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam  (FUI) turut memberi dukungan agar aliran sesat Ahmadiyah dibubarkan.  Sebanyak 1.500 personel dari Polda Metro Jaya hingga tingkat polsek pun  disiagakan untuk mengawal aksi ini. 
Poster dan spanduk ”Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi”, “Ahmadiyah  Antek Inggris” dibentangkan sejumlah ormas Islam seperti Front Pembela  Islam (FPI), Majelis Mujahidin (MM), Garis, Pelajar Islam Indonesia  (PII), Gerakan Pemuda Islam (GPI), Jamah Anshorut Tauhid (JAT), Dewan  Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Partai Persatuan Pembangunan (PPP),  Partai Bulan Bintang (PBB), dan ormas Islam lainnya.
Turut memberi orasi dalam aksi itu, diantaranya, KH. Muhammad Al  Khaththath (Sekjen FUI), KH. Misbahul Anam (Majelis Syuro FPI), Bernard  Abdul Jabbar (FUI), Alfian Tanjung, Hj. Nurdiati Akma (Muhammadiyah) dan  sejumlah ulama lainnya.
Koordinator lapangan aksi menuntut pembubaran Ahmadiyah yang juga  Ketua Pengkaderan dan Pembinaan Umat Forum Umat Islam Bernard Abdul  Jabar berjanji akan membawa masa ke Istana, jika SBY tidak juga  membubarkan Ahmadiyah. "Jika 10 hari ke depan belum ada penyelesaian  dari pemerintah Insya Allah kami akan menginap di Istana," teriaknya
Dalam orasi lainnya, Abdulrahim Tabrani dari Dewan Masjid Indonesia,  menyerukan, agar tercipta negara yang makmur dan adil, Presiden SBY  harus menyelamatkan negara ini. “Saya seorang penceramah Masjid  Istiqlal, meminta Presiden agar membersihkan negara ini dari segala  macam penyakit. Penyakitnya adalah Ahmadiyah, yang sudah kronis harus  segera dibersihkan," tutur Tabrani.
Usai orasi, massa anti-Ahmadiyah ini mengepung kantor Komnas HAM di  Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka meminta Komnas HAM  dibubarkan. Massa beralasan, Komnas HAM wajib dibubarkan, karena  berpihak pada jemaat Ahmadiyah, tidak berpihak pada umat muslim.
"Sekarang kalau berpihak ke umat Islam, buat apa lagi. Mending dibubarin saja. Bentuk pembelaan Komnas HAM terhadap Ahamdiyah itu melindungi jemaah Ahmadiyah," ujar Ketua DPD FPI DKI Habib “Selon” Salim Alatas dalam orasinya di depan kantor Komnas HAM.
"Sekarang kalau berpihak ke umat Islam, buat apa lagi. Mending dibubarin saja. Bentuk pembelaan Komnas HAM terhadap Ahamdiyah itu melindungi jemaah Ahmadiyah," ujar Ketua DPD FPI DKI Habib “Selon” Salim Alatas dalam orasinya di depan kantor Komnas HAM.
Bertemu Komnas HAM
Disela-sela orasi, 20 perwakilan pendemo ditemui sejumlah pengurus  Komnas HAM.  Dalam dialognya, perwakilan ormas Islam tersebut menuntut  agar Komnas HAM dapat mengungkap kasus Cikeusik secara komprehensif.  Jika Komnas HAM kekurangan bukti, pihaknya siap memberikan sejumlah data  dan fakta soal insiden yang menewaskan tiga orang ini.
 “Kami ingin Komnas HAM berlaku adil. Komnas HAM harus merilis data  sesuai dengan fakta. Jangan ada kesan Komnas HAM merupakan antek  Amerika,” tegas Ketua FPI Jawa Barat, Abdul Kohar, saat berdialog dengan  pengurus Komnas HAM.
..Komnas HAM Harus berlaku adil. Komnas HAM harus merilis data sesuai dengan fakta. Jangan ada kesan Komnas HAM merupakan antek Amerika, antek zionis, antek Inggris..
Sementara itu, Wakil Ketua Komnas HAM, Nurcholis, mengaku belum bisa  menyimpulkan apapun soal peristiwa penyerangan di Cikeusik. Komnas HAM  baru akan menyampaikan kesimpulan hasil investigasinya setelah melakukan  paripurna. “Sebagai lembaga negara, kita menerima pendemo. Tapi untuk  hasil investigasi apakah kejadian di Cikeusik termasuk pelanggaran HAM  berat atau tidak, baru akan disampaikan setelah kami melakukan  paripurna,” kata Nurcholis. (Desastian)
 
 
 




 
 »
                    » 
