Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai negara ini telah gagal  menjalankan tugas pokok dan fungsi yang fundamental. Penyebabnya adalah  pemimpin yang tidak amanah dan sistem pemerintahan  yang bobrok. Saatnya  menyelamatkan Indonesia dengan syariah. 
Dalam pernyataan sikapnya tentang ”Keprihatinan terhadap Kondisi  Negara”, HTI mencatat, ada enam kegagalan yang dilakukan pemerintahan  SBY di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya hukum maupun ideologi dan  agama. Inilah enam kegagalan Pemerintah SBY:
1. SBY gagal mensejahterakan rakyat. 
Meski disebut oleh pemerintah, bahwa angka kemiskinan terus turun,  tapi secara kasat mata masih sangat banyak rakyat yang hidup dalam  kemiskinan. Hal ini tampak, lebih dari 70 juta rakyat miskin masih  menerima raskin. Bahkan, kini tengah terjadi krisis pangan, harga  kebutuhan pokok meroket, daya beli rakyat menurun, ekonomi makin sulit.  Sebanyak 4 juta anak Indonesia kurang gizi. Rakyat terpaksa berhutang,  mengurangi makan atau makan seadanya dengan nasi tiwul (yang telah  mengakibatkan enam orang meninggal) atau bunuh diri.
2. SBY gagal melindungi moralitas rakyat
Pornografi dan pornoaksi makin marak, baik di dunia maya maupun dunia  nyata. Meski UU Pornografi tekah diundangkan, tapi faktanya seperti  macam ompong. Seks bebas pun menjadi biasa dan bukan hal yang tabu lagi.  Sebuah survei menunjukkan, lebih dari 51% pelajar di Jabodetabek  (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), 54% di Surabaya, 47% di  Bandung dan 52% di Medan, mengaku telah melakukan hubungan seks sebelum  nikah. Hal ini terjadi juga pada laki-laki dan perempuan dewasa,  sehingga banyak terjadi kehamilan di luar nikah dan berujung pada  aborsi.
3. SBY gagal melindungi kekayaan rakyat
Kekayaan rakyat, baik berupa minyak dan gas bumi, barang tambang  maupun lainnya, tidak banyak dinikmati oleh rakyat, tapi hanya  segelintir orang, termasuk pihak asing melalui regulasi dan kebijakan  yang tidak pro rakyat. Rencana pembatasan BBM bersubsidi misalnya,  hanyalah akal-akalan pemerintah untuk memuluskan liberalisasi sektor  migas, dimana salah satu poin pentingnya adalah pencabutan subsidi.  Rencana pencabutan subsidi itu tidak relevan, karena faktanya, yang  lebih membebani APBN adalah pembayaran utang dan bungan utang serta  keperluan lain. Misalnya, dana untuk 244 Pilkada tahun 2010 sebesar Rp.  55 triliun. Bandingkan dengan kebijakan pembatasan BBM subsidi yang  hanya akan menghemat sekitar Rp. 3,8 triliun.
4. SBY gagal memberantas korupsi dan mafia hukum
Korupsi makin menjadi-jadi. Ironisnya, banyak dilakukan oleh para  pejabat secara massif dan sistemik. Buktinya, 148 kepala daerah saat ini  menjadi tersangka korupsi, diantaranya adalah 17 gubernur. Kasus  korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia hukum yang bisa mengatur  kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan pengacara. Itulah yang membuat  banyak kasus korupsi yang tidak terungkap. Kasus skandal Bank Century  atau mafia perpajakan adalah salah satunya.
5. SBY gagal melindungi akidah umat
Sorban pemurtadan dan aliran sesat terjadi dimana-mana. Hingga  sekaranf terdapat lebih dari 250 aliran sesat. Sementara itu, Ahmadiyah  masih bebas bergerak, padahal sudah dinyatakan sesat. Depag dan MUI  sudah merekomendasikan agar Ahmadiyah dibubarkan. Belem lagi  berkembangnya tindak kemusyrikan serta paham sepilis (sekularisme,  pluralisme dan liberalisme). Ini menunjukkan negara gagal melindungi  akidah rakyat di negeri ini yang mayoritas Muslim.
6. SBY gagal membawa rakyat lepada jalan yang diridhoi Allah Swt
Sistem sekuler dan kapitalisme yang dianut negara ini adalah penyebab  gagalnya negara ini menuju negeri yang makmur dan sejahtera serta jauh  dari ridho Allah Swt. Yang terjadi adalah syariah diabaikan, hukum  jahiliyah dipertahankan.
Enam kegagalan ini, membuktikan Pemerintah SBY tidak becus mengurus  negara. Demikian HTI menyikapi keprihatinan terhadap kondisi negara ini  hari demi hari. (Desastian)
 
 
 




 
 »
                    » 
