Menurut Profesor dari Universitas Kanada, Jacques Bertrand, yang ditemui di Jakarta, 23 Maret 2011, hal ini disebabkan oleh upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kanada dalam memenuhi aspirasi penduduknya yang multi etnis.
Bertrand mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Kanada bersifat fleksibel, yang diambil berdasarkan dialog terlebih dahulu dengan masyarakat dari berbagai suku bangsa atau golongan yang tinggal di negara tersebut.
"Pemerintah Kanada akan mengadakan dialog dengan kelompok tertentu, dan hasil dari dialog ini direalisasikan," ujar Bertrand yang ditemui pada seminar bertajuk Promoting Multiculturalism in Southeast Asia: Is There a Lesson We Can Learn from Canada's Experience? di Jakarta.
Dia mengatakan bahwa pemerintah Kanada bahkan memiliki anggaran sendiri yang diatur oleh badan Warisan Kanada. Anggaran ini digunakan untuk mengimplementasikan semangat multikulturalisme sebagai hasil dari dialog dengan pemerintah.
"Jadi jika sekelompok Muslim ingin membangun mesjid, maka pemerintah Kanada akan membangunkannya dengan anggaran ini," ujar Bertrand lagi.
Bertrand mengatakan bahwa hasil dialog dengan berbagai golongan ini kemudian yang mendasari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah Kanada. Penghargaan dan penghormatan pemerintah Kanada didasarkan atas konstribusi etnis-etnis tersebut dalam membangun Kanada.
"Kami menghargai kontribusi nilai-nilai yang disumbangkan setiap komunitas kepada Kanada, hingga negara ini menjadi seperti sekarang," ujar Bertrand.
Duta Besar Kanada, MacKenzie Clugston, mengatakan bahwa pemerintah Kanada menjamin nilai-nilai keragaman dan hal tersebut tertuang dalam hukum dan kebijakan pemerintah.
"Hukum dan kebijakan Kanada mengakui keragaman ras, budaya, etnis, agama, leluhur dan daerah asal. Kami juga menjamin kebebasan memeluk agama, menyampaikan pendapat, berserikat dan berkumpul. Semua ini dijamin oleh Konstitusi Kanada dan Piagam Hak Asasi dan Kebebasan Kanada," ujar Clugston yang ditemui di tempat yang sama.
Clugston mengatakan bahwa pemerintah Kanada berhasil menciptakan lingkungan yang harmonis antara lain karena beberapa sebab, yaitu fleksibilitas kebijakan, pendekatan terhadap kelompok etnis, penghargaan terhadap mereka dan tidak memihak antara kelompok satu dengan kelompok lainnya.
"Kami juga menghargai hak pribadi," ujar Clugston.