PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meraih laba Rp11,472 triliun selama 2010 atau meningkat 56,98 persen dibanding perolehan laba pada 2009 sebesar Rp7,308 triliun. Pencapaian ini membuat BRI memperoleh laba tertinggi diantara bank lainnya selama enam tahun berturut-turut sejak 2005.
Pertumbuhan laba ditopang total aset yang naik 26,58 persen dari Rp314,746 triliun pada 2009 menjadi Rp398,393 triliun pada 2010. Peningkatan modal juga bertumbuh 34,54 persen dari Rp27,257 triliun pada 2009 menjadi Rp36,673 triliun pada 2010.
Sedangkan untuk penyaluran kredit, tercatat Rp246,964 triliun atau naik Rp41,442 triliun (20,16 persen) dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp205,522 triliun. Angka kredit macet atau NPL Gross juga berhasil ditekan dari 3,52 persen menjadi 2,78 persen pada 2010.
Tahun lalu, porsi kredit UMKM dalam kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp8,969 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) naik 29,29 persen dari Rp254,118 triliun pada 2009 menjadi Rp328,556 triliun pada 2010. Kenaikan ini didukung kegiatan pemasaran, pengembangan jaringan unit kerja maupun electronic channel serta pengembangan produk simpanan.
Komposisi DPK BRI 2010 terdiri atas Giro Rp77,049 triliun (23,45 persen), Tabungan Rp125,198 triliun (38,11 persen), dan deposito Rp126,310 triliun (38,44 persen). Komposisi Loan to Deposit Ratio BRI mencapai 75,17 persen.
Rasio Profitabilitas Return on Equity (ROE) meningkat dari 35,22 persen menjadi 43,83 persen. Nilai ROA (return on Asset) meningkat menjadi 3,73 persen pada 2009 menjadi 4,64 persen pada 2010. Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat 13,20 persen pada 2009 menjadi 13,76 persen pada 2010. (umi)
Pertumbuhan laba ditopang total aset yang naik 26,58 persen dari Rp314,746 triliun pada 2009 menjadi Rp398,393 triliun pada 2010. Peningkatan modal juga bertumbuh 34,54 persen dari Rp27,257 triliun pada 2009 menjadi Rp36,673 triliun pada 2010.
Sedangkan untuk penyaluran kredit, tercatat Rp246,964 triliun atau naik Rp41,442 triliun (20,16 persen) dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp205,522 triliun. Angka kredit macet atau NPL Gross juga berhasil ditekan dari 3,52 persen menjadi 2,78 persen pada 2010.
Tahun lalu, porsi kredit UMKM dalam kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp8,969 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) naik 29,29 persen dari Rp254,118 triliun pada 2009 menjadi Rp328,556 triliun pada 2010. Kenaikan ini didukung kegiatan pemasaran, pengembangan jaringan unit kerja maupun electronic channel serta pengembangan produk simpanan.
Komposisi DPK BRI 2010 terdiri atas Giro Rp77,049 triliun (23,45 persen), Tabungan Rp125,198 triliun (38,11 persen), dan deposito Rp126,310 triliun (38,44 persen). Komposisi Loan to Deposit Ratio BRI mencapai 75,17 persen.
Rasio Profitabilitas Return on Equity (ROE) meningkat dari 35,22 persen menjadi 43,83 persen. Nilai ROA (return on Asset) meningkat menjadi 3,73 persen pada 2009 menjadi 4,64 persen pada 2010. Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat 13,20 persen pada 2009 menjadi 13,76 persen pada 2010. (umi)