Konsumsi tablet ini akan mengurangi kecemasan saat berada di ketinggian. |
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan sebuah tablet yang ampuh meredam stres, bahkan membantu mengurangi phobia. Tablet ini bekerja untuk mengurangi reaksi tubuh atas bahaya.
Tablet itu mengandung hormon stres kortisol yang berfungsi 'membuka' otak sehingga dapat diprogram untuk menghapus kecemasan secara permanen.
Kortisol adalah hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal. Gangguan seperti radang sendi, gangguan kulit, dan asma bisa diobati dengan disintesis kortisol yang disebut dengan kortison atau kortikosteroid.
Hormon ini kemudian diracik dalam bentuk tablet yang secara klinis terbukti mengobati acrophobia, rasa panik berlebih saat berada di ketinggian. Reaksi umum acrophobia adalah tubuh bergetar, berlutut, dan merangkak, serta merendahkan tubuh.
Tablet kortisol telah diujikan terhadap 40 pasien pengidap acrophobia. Pemberian tablet kortisol yang dikombinasikan dengan terapi perilaku, secara dramatis dapat mengurangi kecemasan mereka berada di ketinggian.
Efek konsumsi tablet ini relatif lama, bahkan bisa bertahan selama satu bulan. Dr Dominique De Quervain, ahli syaraf Universitas Basel, Swiss, mengatakan kortisol dapat meningkatkan efektivitas terapi untuk mengurangi rasa takut akan ketinggian.
“Temuan ini menunjukkan bahwa pemberian kortisol dapat meningkatkan extinction berbasis psikoterapi,” ujar Dr Dominique, seperti dilansir Telegraph.
Temuan yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences ini dikata bisa mengarah pada pengobatan efektif untuk sejumlah gangguan kecemasan.
Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan temuan mereka bisa menambah bukti lebih lanjut untuk penelitian yang menunjukkan rasa takut dapat dikontrol oleh obat-obatan. Selain itu, diharapkan bisa menambah kontribusi dalam strategi terapis untuk mengatasi gangguan kecemasan.
Tablet itu mengandung hormon stres kortisol yang berfungsi 'membuka' otak sehingga dapat diprogram untuk menghapus kecemasan secara permanen.
Kortisol adalah hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal. Gangguan seperti radang sendi, gangguan kulit, dan asma bisa diobati dengan disintesis kortisol yang disebut dengan kortison atau kortikosteroid.
Hormon ini kemudian diracik dalam bentuk tablet yang secara klinis terbukti mengobati acrophobia, rasa panik berlebih saat berada di ketinggian. Reaksi umum acrophobia adalah tubuh bergetar, berlutut, dan merangkak, serta merendahkan tubuh.
Tablet kortisol telah diujikan terhadap 40 pasien pengidap acrophobia. Pemberian tablet kortisol yang dikombinasikan dengan terapi perilaku, secara dramatis dapat mengurangi kecemasan mereka berada di ketinggian.
Efek konsumsi tablet ini relatif lama, bahkan bisa bertahan selama satu bulan. Dr Dominique De Quervain, ahli syaraf Universitas Basel, Swiss, mengatakan kortisol dapat meningkatkan efektivitas terapi untuk mengurangi rasa takut akan ketinggian.
“Temuan ini menunjukkan bahwa pemberian kortisol dapat meningkatkan extinction berbasis psikoterapi,” ujar Dr Dominique, seperti dilansir Telegraph.
Temuan yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences ini dikata bisa mengarah pada pengobatan efektif untuk sejumlah gangguan kecemasan.
Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan temuan mereka bisa menambah bukti lebih lanjut untuk penelitian yang menunjukkan rasa takut dapat dikontrol oleh obat-obatan. Selain itu, diharapkan bisa menambah kontribusi dalam strategi terapis untuk mengatasi gangguan kecemasan.
Laporan: Suwito Wu