Tingginya
kasus demam berdarah di Brasil, membuat peneliti di Rio de Janiero
mensiasti strategi baru untuk menangkal efek lebih buruk dari penyakit
yang ditimbulkan dari nyamuk Aedes aegypti.
Caranya bukan dengan membuat obat penangkal, atau menyemprot pada
sarang nyamuk, peneliti Brasil menumpas nyamuk itu dengan merilis ribuan
nyamuk yang telah terinfeksi bakteri.
Melansir BBC, Kamis 25 September 2014, cara ini diharapkan
bisa membuat nyamuk penyebab demam berdarah kalah populasi, sehingga
dengan sendirinya mengurangi kasus penyakit demam berdarah.
Peneliti Lembaga Riset Brasil, Fiocruz, Luciano Moreira, mengatakan
nyamuk berbakteri yang disebarkan itu tidak berbahaya bagi manusia.
Diketahui, nyamuk rekayasa peneliti itu terinfeksi bakteri antarsel,
Wolbachia, yang dikenal bakteri yang baik dan tidak menularkan penyakit
ke manusia.
Bakteri Wolbachia ditemukan pada 60 persen serangga. Bakteri ini
bekerja layaknya vaksin bagi nyamuk yang membawa penyakit demam
berdarah. Skenarionya, begitu nyamuk berbakteri itu bereproduksi dengan
nyamuk Aedes aegypti, bakteri ini akan menghentikan virus demam berdarah dalam tubuh nyamuk.
Diharapkan, skenario ini akan mengalahkan nyamuk demam berdarah dan
setiap nyamuk yang lahir nanti, yaitu nyamuk yang membawa bakteri baik
itu. Peneliti menyebutkan, jika nyamuk
jantan dan betina yang terkontaminasi bakteri, generasi nyamuk ke depan
akan muncul dengan bakteri baik itu.
Sasaran lokasi riset ini yakni Rio de Janiero serta empat area di
sekitarnya. Penyebaran nyamuk berbakteri ini bakal dipantau secara rutin
oleh peneliti.
"Tim kami melakukan kunjungan mingguan ke empat lingkungan sekitar
Rio de Janiero yang menjadi objek sasaran. Nyamuk akan dianalisa,
setelah dikumpulkan dalam sebuah perangkap khusus," jelas Moniero.
Disebutkan, sekitar 10 ribu nyamuk berbakteri akan dirilis setiap
bulan selama empat bulan. Rilis nyamuk pertama sudah dilakukan di
Tubiacanga, kawasan utara Rio de Janiero.
Setelah itu, giliran tiga area lainnya bakal segera menyusul
disebarkan nyamuk berbakteri. Dampak dari ujicoba ini akan dievaluasi
pada 2016 nanti.
800 kematian
Kasus demam berdarah di Brasil tergolong cukup tinggi. Data
menunjukkan, penyakit demam berdarah kembali muncul di negeri Samba itu
pada 1982, setelah absen selama dua dekade.
Kemudian, dalam 30 tahun berikutnya, dilaporkan muncul tujuh juta
kasus demam berdarah. Dalam kasus penyakit ini periode 2009-2014, Brasil
mendominasi dengan jumlah kasus 3,2 juta demam berdarah dan 800
kematian.
Penelitian bakteri Walbachia sebenarnya sudah dimulai sejak 2008
silam oleh Universitas Monash, Australia. Tapi saat itu, peneliti masih
mengkhawatirkan bakteri itu dapat menginfeksi manusia dan hewan lokal.
Namun, seiring berjalannya waktu, lima tahun kemudian, bakteri itu
dibuktikan tak menular ke manusia. Untuk itu pada 2012, program nyamuk
yang diinfeksi dengan bakteri tersebut sudah mulai digulirkan. Selain
dijalankan di Australia dan Brasil, program ini juga dilakukan di
Vietnam dan Indonesia. (asp)
source