Apa efeknya jika menyantap makanan yang terpapar radiasi nuklir? |
Isu bahaya makanan terkontaminasi radioaktif makin meresahkan. Tidak sedikit orang di Indonesia, bahkan dunia yang mulai khawatir mengonsumsi makanan khas Jepang yang diimpor dari negeri Sakura itu.
Saat ini, makanan di Jepang yang berpotensi terpapar radiasi masih terus dicermati para ahli. WHO menyebutkan dampak radiasi pada makanan tergantung pada jenis makanan dan jenis tanah yang terpapar, serta jumlah paparan dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Sebenarnya, apa efeknya jika menyantap makanan yang terpapar radiasi nuklir?
Ahli Pangan dari Institut Pertanian Bogor Dr Ir Nuri Andarwulan, MSi menyatakan, makanan yang terpapar radioaktif nuklir bisa hilang nutrisinya, bahkan bisa berubah menjadi racun bagi tubuh yang membahayakan kesehatan.
Nuri memaparkan, radiasi nuklir bisa menghasilkan dua bagian, yaitu sinar radioaktif dan senyawa radioaktif. "Jika makanan terpapar sinar radioaktif, bisa merusak senyawa yang ada di makanan. Misalnya, senyawa vitamin dalam makanan bisa luruh, atau bahkan senyawa lain yang ada dalam makanan bisa menjadi toxic bagi tubuh,” katanya, Rabu 30 Maret 2011.
Sedangkan makanan yang terpapar senyawa radioaktif, Nuri menambahkan, jika dikonsumsi efeknya bisa mematikan. "Hal ini juga tergantung bagian tubuh mana yang terpapar. Misalnya, yodium, yang merupakan salah satu senyawa dalam radioaktif ini bisa menyerang tiroid dan bisa menyebabkan kanker tiroid.”
Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun terpapar zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti dilansir dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh melalui mekanisme tersebut.
Saat ini, makanan di Jepang yang berpotensi terpapar radiasi masih terus dicermati para ahli. WHO menyebutkan dampak radiasi pada makanan tergantung pada jenis makanan dan jenis tanah yang terpapar, serta jumlah paparan dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Sebenarnya, apa efeknya jika menyantap makanan yang terpapar radiasi nuklir?
Ahli Pangan dari Institut Pertanian Bogor Dr Ir Nuri Andarwulan, MSi menyatakan, makanan yang terpapar radioaktif nuklir bisa hilang nutrisinya, bahkan bisa berubah menjadi racun bagi tubuh yang membahayakan kesehatan.
Nuri memaparkan, radiasi nuklir bisa menghasilkan dua bagian, yaitu sinar radioaktif dan senyawa radioaktif. "Jika makanan terpapar sinar radioaktif, bisa merusak senyawa yang ada di makanan. Misalnya, senyawa vitamin dalam makanan bisa luruh, atau bahkan senyawa lain yang ada dalam makanan bisa menjadi toxic bagi tubuh,” katanya, Rabu 30 Maret 2011.
Sedangkan makanan yang terpapar senyawa radioaktif, Nuri menambahkan, jika dikonsumsi efeknya bisa mematikan. "Hal ini juga tergantung bagian tubuh mana yang terpapar. Misalnya, yodium, yang merupakan salah satu senyawa dalam radioaktif ini bisa menyerang tiroid dan bisa menyebabkan kanker tiroid.”
Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun terpapar zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti dilansir dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh melalui mekanisme tersebut.
Editor kesehatan dari Foxnews Health, Dr Manny Alvarez mengatakan ada tiga faktor yang memengaruhi dampak radiasi nuklir. Ketiganya meliputi total radiasi yang dipaparkan, seberapa dekat dengan sumber radiasi, dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpapar radiasi.
Ketiga faktor itu akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala dan demam. Sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya. (umi)
Ketiga faktor itu akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala dan demam. Sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya. (umi)