Siapa bilang hanya wanita yang kerap kali melakukan orgasme palsu? Menurut sebuah penelitian terdapat sebanyak 16 persen pria yang juga memalsukan orgasme mereka.
Dikutip dari Times of India, para peneliti mengatakan bahwa ada sekitar 16 persen pria yang tidak merasakan kenikmatan klimaks saat bercinta. Masalahnya bukan karena sulit mendapatkan stimulasi atau ejakulasi, namun karena tidak dapat menikmati momen bercinta.
"Ketika saya bertanya pada subjek penelitian dalam bahasa sederhana 'Apakah Anda merasakan orgasme setelah ejakulsi usai bercinta dengan pasangan, 16 persen dari pria tersebut mengatakan bahwa mereka tidak merasakan sensasi dari orgasme," ungkap Dr. Darius Paduch, asisten profesor urologi dan pengobatan reproduktif di Weill Cornell Medical College.
Masalah ini tidak hanya dirasakan oleh pria berusia 'matang' saja. Bahkan pria yang berusia 20-an juga ikut merasakan kekecewaan seksual yang sama, ujar Paduch.
"Masyarakat kita lebih simpatik pada wanita ketika dihadapkan oleh masalah seksual. Sedangkan pria menghadapi keraguannya sendiri, takut dicap impoten, tidak perkasa dan bukan pria seutuhnya," kata Paduch, yang penelitiannya dipresentasikan pada European Society for Sexual Medicine.
Dikutip dari Times of India, para peneliti mengatakan bahwa ada sekitar 16 persen pria yang tidak merasakan kenikmatan klimaks saat bercinta. Masalahnya bukan karena sulit mendapatkan stimulasi atau ejakulasi, namun karena tidak dapat menikmati momen bercinta.
"Ketika saya bertanya pada subjek penelitian dalam bahasa sederhana 'Apakah Anda merasakan orgasme setelah ejakulsi usai bercinta dengan pasangan, 16 persen dari pria tersebut mengatakan bahwa mereka tidak merasakan sensasi dari orgasme," ungkap Dr. Darius Paduch, asisten profesor urologi dan pengobatan reproduktif di Weill Cornell Medical College.
Masalah ini tidak hanya dirasakan oleh pria berusia 'matang' saja. Bahkan pria yang berusia 20-an juga ikut merasakan kekecewaan seksual yang sama, ujar Paduch.
"Masyarakat kita lebih simpatik pada wanita ketika dihadapkan oleh masalah seksual. Sedangkan pria menghadapi keraguannya sendiri, takut dicap impoten, tidak perkasa dan bukan pria seutuhnya," kata Paduch, yang penelitiannya dipresentasikan pada European Society for Sexual Medicine.