Banyak wanita dihantui rasa cemas saat memasuki gerbang menopause. Selain tak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami dengan sempurna, perubahan homornal akibat menopause juga memicu masalah kulit yang mengganggu penampilan.
"Selama menopause, kadar hormon estrogen dan progesteron wanita menurun dengan cepat menyebabkan kulit mempercepat proses penuaan," kata ahli bedah estetika Dr Jonquille Chantrey seperti dikutip Daily Mail.
Kolagen dan tingkat elastin terkuras secara dramatis. Kulit pun mengendur dan memperparah keriput. "Produksi asam hyaluronic hydrating dan minyak juga turun, menyebabkan kekeringan. Plus testosteron menjadi lebih dominan, sehingga beberapa wanita mungkin menderita jerawat dan tumbuhnya rambut wajah."
Studi terbaru perusahaan kesehatan Allergan menyebut, lebih setengah wanita di Inggris tidak menyadari dampak menopause terhadap kulit. Tingkat kesadaran yang rendah ini membuat mereka tak melakukan antisipasi untuk mengurangi dampak menopause.
"Memulai program pemeliharaan pada awal 30-an, ini adalah investasi terbesar yang dapat membuat kulit Anda sehat tahan lama," kata Cannes, ahli bedah Hervé Raspaldo, yang biasa menangani masalah kulit selebriti. "Anda akan terlihat lebih muda pada usia 50 tahunan dan 60-an, dan tidak akan butuh operasi.”
Demi menjaga kesehatan kulit agar tampak lebih muda ketika menopause, simak tip berikut:
Kulit Kering
Penurunan estrogen mengarah pada perlambatan produksi minyak tubuh, sehingga memicu terjadinya kulit kering. Mengambil nutrisi yang tepat untuk wajah dapat mengurangi dampaknya. "Di usia 30-an , mulailah mengonsumsi suplemen omega-3 minyak ikan," ujar ahli gizi Dr Marilyn Glenville.
Konsultan dokter kulit, Nisith Sheth, menambahkan, "Gunakan pelembab ultra-hydrating yang dikemas dengan bahan-bahan seperti parafin cair dan urea."
Jika Anda tak takut dengan jarum suntik, bisa melakukan pengobatan suntik yang berisi asam hyaluronic seperti Juvederm hidrat dan Restylane Vital yang dapat menarik air ke lapisan kulit luar. "Asam Hyaluronic di kulit mulai berkurang usia 15 tahun. Gunakan suntikan asam ini mulai usia 20-an tahun untuk mencegah kulit rusak dan memperbaiki teksturnya," kata Dr Raspaldo.
Penipisan dan kendur
Kolagen berperan menjaga ketebalan dan elastisitas kulit. Saat usia 25 tahun, produksi kolagen mulai menipis satu persen setiap tahun. Namun, saat memasuki menopause, terjadi percepatan penurunan produksi kolagen. Bahkan, bisa mencapai 30 persen dalam lima tahun. Kondisi ini menyebabkan kulit menipis dan kendur.
"Krim mengandung vitamin retinol A-derivatif bisa digunakan dari pertengahan usia 30-an. Krim ini bisa memperkuat kulit dan merangsang kolagen," kata Dr Sheth. Para ahli percaya, perawatan kulit yang mengandung estrogen nabati juga dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon dan meningkatkan kolagen.
Jerawat
Perubahan tingkat androgen selama menopause dapat menyebabkan jerawat tumbuh lebih banyak. "Krim mengandung agen antibakteri seperti benzoil peroksida seharusnya bisa membantu. Atau jika gagal, krim antibiotik atau tablet dapat diresepkan," kata Dr Sheth. Untuk jerawat parah, beberapa ahli kulit merekomendasikan melakukan N-Lite laser, di mana sinar laser kuning menghancurkan bakteri.
Keriput
Kerutan di area mata, dahi, dan mulut semakin kentara akibat ketidakmampuan kulit memenuhi kebutuhan kolagen. "Botox dapat digunakan untuk merileks kan kulit,” kata Dr Raspaldo. "Suntikan dapat merangsang produksi kolagen baru."
Menerapkan krim juga dapat membantu mempertahankan kesehatan kulit dan mencagah penuaan dini. Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai menggunakan tabir surya untuk spektrum luas. Bila diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, hal ini dapat mencegah tanda-tanda penuaan lebih lanjut.
Facial Hair
Penurunan tingkat estrogen saat menopause memicu peningkatan dihidrotestosteron (DHT), hormon kunci yang mengatur pertumbuhan rambut wajah. Ini menyebabkan pertumbuhan rambut kasar pada wajah, terutama dagu. "Proses penghapusan rambut pada wanita menopause membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya, karena arah pertumbuhan rambut di dagu," kata laser spesialis Michaela Barker. (pet)
"Selama menopause, kadar hormon estrogen dan progesteron wanita menurun dengan cepat menyebabkan kulit mempercepat proses penuaan," kata ahli bedah estetika Dr Jonquille Chantrey seperti dikutip Daily Mail.
Kolagen dan tingkat elastin terkuras secara dramatis. Kulit pun mengendur dan memperparah keriput. "Produksi asam hyaluronic hydrating dan minyak juga turun, menyebabkan kekeringan. Plus testosteron menjadi lebih dominan, sehingga beberapa wanita mungkin menderita jerawat dan tumbuhnya rambut wajah."
Studi terbaru perusahaan kesehatan Allergan menyebut, lebih setengah wanita di Inggris tidak menyadari dampak menopause terhadap kulit. Tingkat kesadaran yang rendah ini membuat mereka tak melakukan antisipasi untuk mengurangi dampak menopause.
"Memulai program pemeliharaan pada awal 30-an, ini adalah investasi terbesar yang dapat membuat kulit Anda sehat tahan lama," kata Cannes, ahli bedah Hervé Raspaldo, yang biasa menangani masalah kulit selebriti. "Anda akan terlihat lebih muda pada usia 50 tahunan dan 60-an, dan tidak akan butuh operasi.”
Demi menjaga kesehatan kulit agar tampak lebih muda ketika menopause, simak tip berikut:
Kulit Kering
Penurunan estrogen mengarah pada perlambatan produksi minyak tubuh, sehingga memicu terjadinya kulit kering. Mengambil nutrisi yang tepat untuk wajah dapat mengurangi dampaknya. "Di usia 30-an , mulailah mengonsumsi suplemen omega-3 minyak ikan," ujar ahli gizi Dr Marilyn Glenville.
Konsultan dokter kulit, Nisith Sheth, menambahkan, "Gunakan pelembab ultra-hydrating yang dikemas dengan bahan-bahan seperti parafin cair dan urea."
Jika Anda tak takut dengan jarum suntik, bisa melakukan pengobatan suntik yang berisi asam hyaluronic seperti Juvederm hidrat dan Restylane Vital yang dapat menarik air ke lapisan kulit luar. "Asam Hyaluronic di kulit mulai berkurang usia 15 tahun. Gunakan suntikan asam ini mulai usia 20-an tahun untuk mencegah kulit rusak dan memperbaiki teksturnya," kata Dr Raspaldo.
Penipisan dan kendur
Kolagen berperan menjaga ketebalan dan elastisitas kulit. Saat usia 25 tahun, produksi kolagen mulai menipis satu persen setiap tahun. Namun, saat memasuki menopause, terjadi percepatan penurunan produksi kolagen. Bahkan, bisa mencapai 30 persen dalam lima tahun. Kondisi ini menyebabkan kulit menipis dan kendur.
"Krim mengandung vitamin retinol A-derivatif bisa digunakan dari pertengahan usia 30-an. Krim ini bisa memperkuat kulit dan merangsang kolagen," kata Dr Sheth. Para ahli percaya, perawatan kulit yang mengandung estrogen nabati juga dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon dan meningkatkan kolagen.
Jerawat
Perubahan tingkat androgen selama menopause dapat menyebabkan jerawat tumbuh lebih banyak. "Krim mengandung agen antibakteri seperti benzoil peroksida seharusnya bisa membantu. Atau jika gagal, krim antibiotik atau tablet dapat diresepkan," kata Dr Sheth. Untuk jerawat parah, beberapa ahli kulit merekomendasikan melakukan N-Lite laser, di mana sinar laser kuning menghancurkan bakteri.
Keriput
Kerutan di area mata, dahi, dan mulut semakin kentara akibat ketidakmampuan kulit memenuhi kebutuhan kolagen. "Botox dapat digunakan untuk merileks kan kulit,” kata Dr Raspaldo. "Suntikan dapat merangsang produksi kolagen baru."
Menerapkan krim juga dapat membantu mempertahankan kesehatan kulit dan mencagah penuaan dini. Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai menggunakan tabir surya untuk spektrum luas. Bila diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, hal ini dapat mencegah tanda-tanda penuaan lebih lanjut.
Facial Hair
Penurunan tingkat estrogen saat menopause memicu peningkatan dihidrotestosteron (DHT), hormon kunci yang mengatur pertumbuhan rambut wajah. Ini menyebabkan pertumbuhan rambut kasar pada wajah, terutama dagu. "Proses penghapusan rambut pada wanita menopause membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya, karena arah pertumbuhan rambut di dagu," kata laser spesialis Michaela Barker. (pet)