Bercermin menjadi hal yang sulit dihindari wanita. Seakan tak bisa hidup tanpa cermin, wanita cenderung spontan melirik penampilannya saat melihat kaca di sepanjang jalan yang dilaluinya. Tapi, reflek ini justru bisa membuat wanita paruh baya depresi.
Seperti dikutip dari Daily Mail, lebih dari 90 persen wanita usia 40-an dan 50-an begitu tertekan dengan citra diri mereka di cermin. Dunia medis menyebutnya sindroma 'Midlife Mirror Angst Syndrome'.
Sebuah penelitian menemukan, lebih 1.200 wanita menderita sindroma itu. Hanya sembilan persen wanita usia lebih 50 tahun merasa bangga saat melihat penampilannya di cermin. Sementara 42 persen remaja usia 16-19 tahun dan 43 persen wanita usia 20-an senang dengan penampilan di cermin.
Sindrom takut bercermin itu terjadi akibat penurunan kepercayaan diri yang dramatis pada wanita yang mulai memasuki usia tua. Selain pertambahan umur, hilangnya percaya diri juga muncul akibat industri fashion dan kecantikan yang sangat berpihak pada orang muda.
Psikolog yang sering mengamati perilaku orang dewasa, Susan Quilliam, mengatakan, wanita mencapai puncak mental, emosional dan efektivitas hubungan ketika mencapai usia setengah baya. Umumnya, setelah berhasil membesarkan keluarga, dan berhasil dalam pekerjaan.
"Sayangnya, rasa percaya diri itu tidak ada saat membicarakan tubuh dan penampilan," ucap Quilliam. "Kita hidup di zaman di mana kecantikan diidentikkan dengan penampilan wanita muda. Ini telah menjadi obsesi masyarakat dan membuat wanita paruh baya merasa lebih buruk dan tidak menarik.”
Berdasar penelitian, sindroma ini seringkali yang memicu wanita paruh baya menjalani serangkaian perawatan peremajaan. Di masa krisis percaya diri ini, mereka terobsesi mengubah penampilan bak idola. Sebanyak 41 persen responden berminat memperbaiki bentuk pinggang dan perut, 11 persen ingin membuat lengan lebih kencang, dan 10 persen wanita mendambakan kaki bebas selulit.
Tak heran, selebriti seperti Anne Robinson, Sharon Osbourne dan Madonna, dikabarkan melakukan perawatan kecantikan dengan metode bedah plastik untuk menutupi penuaan di usia paruh baya mereka.
Susan menambahkan, "Fashion ditujukan untuk tokoh muda, dan wanita lebih dewasa merasa tidak diperhatikan. Efek psikologisnya bisa mematahkan semangat. Dia merasa dikesampingkan, bahkan terasing. Hasilnya bisa depresi."
Seperti dikutip dari Daily Mail, lebih dari 90 persen wanita usia 40-an dan 50-an begitu tertekan dengan citra diri mereka di cermin. Dunia medis menyebutnya sindroma 'Midlife Mirror Angst Syndrome'.
Sebuah penelitian menemukan, lebih 1.200 wanita menderita sindroma itu. Hanya sembilan persen wanita usia lebih 50 tahun merasa bangga saat melihat penampilannya di cermin. Sementara 42 persen remaja usia 16-19 tahun dan 43 persen wanita usia 20-an senang dengan penampilan di cermin.
Sindrom takut bercermin itu terjadi akibat penurunan kepercayaan diri yang dramatis pada wanita yang mulai memasuki usia tua. Selain pertambahan umur, hilangnya percaya diri juga muncul akibat industri fashion dan kecantikan yang sangat berpihak pada orang muda.
Psikolog yang sering mengamati perilaku orang dewasa, Susan Quilliam, mengatakan, wanita mencapai puncak mental, emosional dan efektivitas hubungan ketika mencapai usia setengah baya. Umumnya, setelah berhasil membesarkan keluarga, dan berhasil dalam pekerjaan.
"Sayangnya, rasa percaya diri itu tidak ada saat membicarakan tubuh dan penampilan," ucap Quilliam. "Kita hidup di zaman di mana kecantikan diidentikkan dengan penampilan wanita muda. Ini telah menjadi obsesi masyarakat dan membuat wanita paruh baya merasa lebih buruk dan tidak menarik.”
Berdasar penelitian, sindroma ini seringkali yang memicu wanita paruh baya menjalani serangkaian perawatan peremajaan. Di masa krisis percaya diri ini, mereka terobsesi mengubah penampilan bak idola. Sebanyak 41 persen responden berminat memperbaiki bentuk pinggang dan perut, 11 persen ingin membuat lengan lebih kencang, dan 10 persen wanita mendambakan kaki bebas selulit.
Tak heran, selebriti seperti Anne Robinson, Sharon Osbourne dan Madonna, dikabarkan melakukan perawatan kecantikan dengan metode bedah plastik untuk menutupi penuaan di usia paruh baya mereka.
Susan menambahkan, "Fashion ditujukan untuk tokoh muda, dan wanita lebih dewasa merasa tidak diperhatikan. Efek psikologisnya bisa mematahkan semangat. Dia merasa dikesampingkan, bahkan terasing. Hasilnya bisa depresi."