Pasar memori bereaksi sangat kuat karena Jepang memasok hingga 40% kebutuhan dunia. |
Harga-harga chip memori yang paling banyak digunakan di industri teknologi seperti NAND flash dan DRAM mengalami kenaikan akibat gempa berkekuatan 9.0 SR diikuti tsunami dahsyat yang melanda Jepang.
Meski sejumlah perusahaan pemasok chip memori asal Jepang menyatakan bahwa pabrik-pabrik mereka umumnya tidak banyak terpengaruh oleh bencana dan mereka juga tidak berada di kawasan yang mengalami gangguan pasokan listrik, namun kenaikan harga tidak terbendung.
Menurut para produsen, kenaikan harga itu dipicu oleh pasar yang bereaksi berlebihan terhadap gempa yang terjadi. Sebagai informasi, tak lama berselang setelah bencana melanda, beredar isu bahwa terjadi kerusakan pada instansi milik pemasok material dan komponen asal Jepang yang sangat vital terhadap produksi chip.
“Pasar memori bereaksi sangat kuat karena Jepang memasok hingga 40 persen kebutuhan chip flash memori dunia,” kata Jim Handy, pengamat pasar dari firma Objective Analysis, seperti dikutip dari Computer World, 24 Maret 2011.
Memori flash berbasis NAND, yang merupakan chip memori yang digunakan di iPad, iPhone, dan perangkat mobile lainnya telah mengalami kenaikan hingga 20 persen saat produsen hardware berupaya mengetahui apakah pemasok chip untuk mereka mengalami kerusakan atau tidak.
Namun demikian, meski terjadi kenaikan harga, para produsen tidak berminat untuk menahan penjualan. Menurut DRAMeXchange, pengamat khusus pasar NAND, DRAM, dan chip memori lainnya, sebagian besar perusahaan produsen memori lebih memilih menjaga pasokan mereka daripada mengambil keuntungan sesaat.
Adapun harga-harga memori DRAM, jenis memori yang paling banyak digunakan di komputer, notebook, dan server mengalami kenaikan sebesar 7 persen. Menurut lembaga pengamat pasar iSuppli, kenaikan ini hanya sementara dan kemudian harga-harga kembali normal.
Meski pabrik-pabrik pembuat chip NAND dan DRAM tampak berhasil melewati bencana, beberapa pemasok material penting bagi produksi chip, seperti wafer silikon di mana chip dibuat, sempat terpaksa menghentikan produksinya.
Meski sejumlah perusahaan pemasok chip memori asal Jepang menyatakan bahwa pabrik-pabrik mereka umumnya tidak banyak terpengaruh oleh bencana dan mereka juga tidak berada di kawasan yang mengalami gangguan pasokan listrik, namun kenaikan harga tidak terbendung.
Menurut para produsen, kenaikan harga itu dipicu oleh pasar yang bereaksi berlebihan terhadap gempa yang terjadi. Sebagai informasi, tak lama berselang setelah bencana melanda, beredar isu bahwa terjadi kerusakan pada instansi milik pemasok material dan komponen asal Jepang yang sangat vital terhadap produksi chip.
“Pasar memori bereaksi sangat kuat karena Jepang memasok hingga 40 persen kebutuhan chip flash memori dunia,” kata Jim Handy, pengamat pasar dari firma Objective Analysis, seperti dikutip dari Computer World, 24 Maret 2011.
Memori flash berbasis NAND, yang merupakan chip memori yang digunakan di iPad, iPhone, dan perangkat mobile lainnya telah mengalami kenaikan hingga 20 persen saat produsen hardware berupaya mengetahui apakah pemasok chip untuk mereka mengalami kerusakan atau tidak.
Namun demikian, meski terjadi kenaikan harga, para produsen tidak berminat untuk menahan penjualan. Menurut DRAMeXchange, pengamat khusus pasar NAND, DRAM, dan chip memori lainnya, sebagian besar perusahaan produsen memori lebih memilih menjaga pasokan mereka daripada mengambil keuntungan sesaat.
Adapun harga-harga memori DRAM, jenis memori yang paling banyak digunakan di komputer, notebook, dan server mengalami kenaikan sebesar 7 persen. Menurut lembaga pengamat pasar iSuppli, kenaikan ini hanya sementara dan kemudian harga-harga kembali normal.
Meski pabrik-pabrik pembuat chip NAND dan DRAM tampak berhasil melewati bencana, beberapa pemasok material penting bagi produksi chip, seperti wafer silikon di mana chip dibuat, sempat terpaksa menghentikan produksinya.