Seperti dilansir dari Daily Mail, wanita memiliki kebutuhan dasar untuk menyuarakan keprihatinan tentang orang lain kepada teman-temannya. Keinginan tersebut berasal dari kebutuhan yang mendalam untuk melindungi komunitas di mana mereka tergabung.
"Kata gosip memiliki makna merendahkan, tapi dengan hal tersebut wanita melayani kode moral pada komunitas mereka," ujar penulis 'Duels and Duets' John L. Locke yang juga seorang pakar linguistik.
Salah satu penelitian terkait fenomena ini mengatakan bahwa wanita lebih cenderung membicarakan pembantu rumah tangga yang buruk, seorang ibu yang buruk, dan wanita penggoda di belakang mereka.
"Hal-hal tersebut adalah ancaman bagi setiap wanita. Karena itu, mereka memiliki alasan tepat untuk membicarakan hal tersebut," ujarnya.
Locke berpendapat bahwa wanita tidak nyaman membicarakan kejelekan orang lain langsung kepada orang yang bersangkutan. Mereka akan lebih cenderung saling berbagi informasi tersebut dan kerap kali saling menyimpulkan satu sama lain.
"Ketika mereka melakukan hal tersebut, hubungan persahabatan mereka akan semakin kuat," ia menambahkan.
Namun, ketika temannya membocorkan rahasia ke saingan mereka, hubungan mereka akan berubah menjadi permusuhan.
Berbeda dengan wanita, pria lebih cenderung memperlihatkan ketidaksukaan mereka langsung pada orang yang bersangkutan dengan gurauan atau ejekan jenaka. Hal tersebut akan masuk dalam percakapan sehari-hari.
Perbedaan bergosip antara pria dan wanita juga menunjukkan cara mereka menarik pasangan. Wanita lebih menyukai pria yang berbicara dengan suara rendah karena menunjukkan tingkat testosteron dan ketegasan. Dan pria cenderung memanfaatkan hal tersebut dengan memainkan kata-kata termasuk dengan mengejek temannya untuk mengesankan lawan jenis.
"Kata-kata digunakan dengan cara yang cerdas, sebuah tampilan dari informasi kesehatan biologis yang berhubungan dengan kemampuan mereka mereproduksi."
source