Peternak kuda seringkali membawa kuda betina ke kandang kuda untuk dikawinkan dengan kuda jantan stallion. Namun dari penelitian, saat kuda betina yang sedang hamil itu dikembalikan ke kandangnya, mereka akan kawin dengan kuda jantan gelding.
Tujuan mereka melakukan hal ini adalah untuk menyamarkan garis keturunan bayi mereka. Jika kuda betina tidak dapat kawin dengan geldings, maka ia akan melakukan aborsi terhadap janin-janin stallion yang mereka kandung.
Geldings adalah kuda jantan yang telah dibuang sebagian hormonnya agar memiliki sifat yang lebih tenang dan berperilaku baik. Ini membuat, kuda jantan geldings lebih kooperatif dan bisa dijadikan sebagai kuda pekerja. Adapun stallion merupakan kuda jantan yang memiliki hormon penuh seperti testosteron yang membuat mereka lebih perkasa namun lebih buas dibanding kuda jantan geldings.
Perilaku seksual yang aneh ini kemudian berkembang karena adanya risiko infantisida yang umum terjadi pada spesies hewan tinggal dalam kelompok yang didominasi oleh pejantan. Pada kelompok tersebut, anak-anak memiliki risiko dibunuh oleh pejantan yang bukan orang tua mereka untuk menjaga dominasi para pejantan tersebut.
Ludek Bartos, peneliti dari Institute of Animal Science di Republik Ceko yang melakukan riset menyebutkan, temuan ini menjelaskan tingginya gangguan kehamilan pada kuda domestik. Kesimpulan tersebut dilaporkan pada jurnal Behavioral Ecology and Sociobiology.
Pada penelitian, Bartos dan rekan-rekannya membagikan kuesioner pada peternak kuda. Hasilnya, hampir sepertiga kuda betina yang dikawinkan dengan stallion melakukan aborsi. “Namun tidak satupun kuda betina yang dikawinkan dengan kuda biasa melakukan aborsi,” kata Bartos, seperti dikutip dari BBC, 18 April 2011.
Kuda betina hamil yang kemudian dipisahkan dengan kuda jantan biasa, sehingga tidak bisa menyembunyikan siapa orang tua janin mereka, kemungkinan akan melakukan aborsi. Menurut peneliti, ini untuk mencegah energi terbuang sia-sia karena memproduksi anak yang kemungkinan akan mati akibat infantisida.
Tujuan mereka melakukan hal ini adalah untuk menyamarkan garis keturunan bayi mereka. Jika kuda betina tidak dapat kawin dengan geldings, maka ia akan melakukan aborsi terhadap janin-janin stallion yang mereka kandung.
Geldings adalah kuda jantan yang telah dibuang sebagian hormonnya agar memiliki sifat yang lebih tenang dan berperilaku baik. Ini membuat, kuda jantan geldings lebih kooperatif dan bisa dijadikan sebagai kuda pekerja. Adapun stallion merupakan kuda jantan yang memiliki hormon penuh seperti testosteron yang membuat mereka lebih perkasa namun lebih buas dibanding kuda jantan geldings.
Perilaku seksual yang aneh ini kemudian berkembang karena adanya risiko infantisida yang umum terjadi pada spesies hewan tinggal dalam kelompok yang didominasi oleh pejantan. Pada kelompok tersebut, anak-anak memiliki risiko dibunuh oleh pejantan yang bukan orang tua mereka untuk menjaga dominasi para pejantan tersebut.
Ludek Bartos, peneliti dari Institute of Animal Science di Republik Ceko yang melakukan riset menyebutkan, temuan ini menjelaskan tingginya gangguan kehamilan pada kuda domestik. Kesimpulan tersebut dilaporkan pada jurnal Behavioral Ecology and Sociobiology.
Pada penelitian, Bartos dan rekan-rekannya membagikan kuesioner pada peternak kuda. Hasilnya, hampir sepertiga kuda betina yang dikawinkan dengan stallion melakukan aborsi. “Namun tidak satupun kuda betina yang dikawinkan dengan kuda biasa melakukan aborsi,” kata Bartos, seperti dikutip dari BBC, 18 April 2011.
Kuda betina hamil yang kemudian dipisahkan dengan kuda jantan biasa, sehingga tidak bisa menyembunyikan siapa orang tua janin mereka, kemungkinan akan melakukan aborsi. Menurut peneliti, ini untuk mencegah energi terbuang sia-sia karena memproduksi anak yang kemungkinan akan mati akibat infantisida.