Siapa tak ingin menghabiskan waktu berekreasi di Dunia Fantasi Ancol. Mulai anak-anak hingga dewasa, Dufan boleh jadi alternatif hiburan bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya.
Namun, antrian panjang dan teriknya mataharinya kadang menjadi hambatan pengunjung guna menikmati wahana hiburan yang ditawarkan. Belum lagi, waktu menjadi barang mewah bagi sebagian pengunjung.
"Kami ingin menjawab kebutuhan konsumen dengan fasilitas khusus, sehingga mereka tanpa butuh waktu banyak bisa menikmati wahana kami," kata Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, pengelola Dufan, Budi Karya Sumardi, di Jakarta, Sabtu, 2 April 2011.
Budi menuturkan, perseroan saat ini memberikan layanan premium Dufan. "Dengan premium Dufan, semua pengunjung mulai dari balita, ibu hamil bahkan lansia dapat terlayani dengan lebih spesial," kata dia.
Layanan ini, dia menambahkan, memanfaatkan fasilitas akses khusus pada gerbang masuk dan untuk 12 wahana favorit. Wahana itu, antara lain Kora-kora, Hysteria, Alap-alap, Teater Simulator, Journey To the Center of The Earth, Arung Jerang, Halilintar, Istana Boneka, Baku Toki, Bianglala, Perang Buntang, Niaga, dan Tornado.
Tidak hanya itu, kata Budi, fasilitas tersebut dilengkapi tempat penitipan anak dan ruang menyusui. "Jadi, ibu bisa dengan tenang membawa anak-anak mereka," ujar dia. Selain itu, juga dilengkapi dengan lounge, Musola, dan fasilitas internet.
Namun, Budi mengatakan, karena layanan premium maka biaya yang harus dikeluarkan pengunjung pun lebih besar dari tarif reguler.
Pengelola memasang harga Rp250 ribu untuk hari Senin sampai Jumat dan Rp300 ribu untuk Sabtu dan Minggu.
Tidak hanya itu, pengunjung juga bakal memakai gelang kuning yang tidak boleh dipindahtangankan atau dilepas selama berada di Dufan. Tiket premium ini hanya tersedia 300 buah setiap harinya.
"Kami sudah menghitung, pengunjung yang menggunakan layanan ini tidak akan banyak dan lebih dari 300 akan menjadi kurang nyaman," kata dia.
Namun, Budi mengatakan, pihaknya dapat menambah ketersediaan tiket pada musim liburan anak sekolah. "Kalau liburan waktunya agak panjang, kami bisa saja menambah," ujar dia.
Sementara itu, tahun 2011, perseroan mentargetkan pendapatan sebesar Rp1 triliun dan laba bersih sebanyak Rp 155 triliun. "Kami optimistis dengan pertumbuhan tahun ini," kata Budi.
Namun, antrian panjang dan teriknya mataharinya kadang menjadi hambatan pengunjung guna menikmati wahana hiburan yang ditawarkan. Belum lagi, waktu menjadi barang mewah bagi sebagian pengunjung.
"Kami ingin menjawab kebutuhan konsumen dengan fasilitas khusus, sehingga mereka tanpa butuh waktu banyak bisa menikmati wahana kami," kata Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, pengelola Dufan, Budi Karya Sumardi, di Jakarta, Sabtu, 2 April 2011.
Budi menuturkan, perseroan saat ini memberikan layanan premium Dufan. "Dengan premium Dufan, semua pengunjung mulai dari balita, ibu hamil bahkan lansia dapat terlayani dengan lebih spesial," kata dia.
Layanan ini, dia menambahkan, memanfaatkan fasilitas akses khusus pada gerbang masuk dan untuk 12 wahana favorit. Wahana itu, antara lain Kora-kora, Hysteria, Alap-alap, Teater Simulator, Journey To the Center of The Earth, Arung Jerang, Halilintar, Istana Boneka, Baku Toki, Bianglala, Perang Buntang, Niaga, dan Tornado.
Tidak hanya itu, kata Budi, fasilitas tersebut dilengkapi tempat penitipan anak dan ruang menyusui. "Jadi, ibu bisa dengan tenang membawa anak-anak mereka," ujar dia. Selain itu, juga dilengkapi dengan lounge, Musola, dan fasilitas internet.
Namun, Budi mengatakan, karena layanan premium maka biaya yang harus dikeluarkan pengunjung pun lebih besar dari tarif reguler.
Pengelola memasang harga Rp250 ribu untuk hari Senin sampai Jumat dan Rp300 ribu untuk Sabtu dan Minggu.
Tidak hanya itu, pengunjung juga bakal memakai gelang kuning yang tidak boleh dipindahtangankan atau dilepas selama berada di Dufan. Tiket premium ini hanya tersedia 300 buah setiap harinya.
"Kami sudah menghitung, pengunjung yang menggunakan layanan ini tidak akan banyak dan lebih dari 300 akan menjadi kurang nyaman," kata dia.
Namun, Budi mengatakan, pihaknya dapat menambah ketersediaan tiket pada musim liburan anak sekolah. "Kalau liburan waktunya agak panjang, kami bisa saja menambah," ujar dia.
Sementara itu, tahun 2011, perseroan mentargetkan pendapatan sebesar Rp1 triliun dan laba bersih sebanyak Rp 155 triliun. "Kami optimistis dengan pertumbuhan tahun ini," kata Budi.