Kematian suporter di sepakbola Argentina kembali terjadi. Laga Velez Sarsfield melawan San Lorenzo harus dihentikan menit ketujuh karena terjadi kerusuhan suporter hingga menyebabkan satu korban jiwa, Senin 21 Maret 2011 dinihari WIB.
Pertandingan antara Velez melawan San Lorenzo di Stadion Jose Amalfitani harus dihentikan saat baru berjalan tujuh menit. Wasit Sergio Pezzotta memutuskan menghentikan karena ada kerusuhan antar suporter.
Kerusuhan bermula ketika kiper San Lorenzo Pablo Migliore terkena lemparan benda dan terjatuh saat Velez bersiap melakukan tendangan bebas. Suporter San Lorenzo merespon kejadian tersebut dengan merusak pembatas stadion dan berusaha memasuki lapangan.
Kerusuhan berlanjut hingga luar stadion, hingga dipastikan salah satu suporter meninggal dunia. Juru bicara kepolisian setempat, Nestor Rodriguez, tidak memastikan suporter dari tim mana yang meninggal. Namun, dideskripsikan sebagai suporter pria berusia sekitar 40.
"Akan dilakukan otopsi, tapi sepertinya tidak ada bukti apa yang menyebabkan sang pria meninggal, seperti pukulan atau lainnya. Semuanya sedang diamati melalui kamera yang dipasang sekitar area stadion," ujar Rodriguez seperti dilansir AP.
Satu korban di laga, San Lorenzo melawan Velez membuat keamanan sepakbola Argentina kembali mendapat sorotan. Sejak sepakbola profesional dilakukan di Argentina pada 1931, sudah ada 250 suporter yang meninggal.
Rivalitas San Lorenzo dengan Velez memang sudah memanas sejak 2008. Saat itu seorang suporter Velez 21 tahun tewas ditembak dalam perjalanan menuju pertandingan di San Lorenzo.
Presiden Federasi Sepakbola Argentina (AFA), Julio Grondona, sering kali dikritik karena tidak mampu menciptakan sistem untuk mengontrol kekerasan antar suporter.
Pertandingan antara Velez melawan San Lorenzo di Stadion Jose Amalfitani harus dihentikan saat baru berjalan tujuh menit. Wasit Sergio Pezzotta memutuskan menghentikan karena ada kerusuhan antar suporter.
Kerusuhan bermula ketika kiper San Lorenzo Pablo Migliore terkena lemparan benda dan terjatuh saat Velez bersiap melakukan tendangan bebas. Suporter San Lorenzo merespon kejadian tersebut dengan merusak pembatas stadion dan berusaha memasuki lapangan.
Kerusuhan berlanjut hingga luar stadion, hingga dipastikan salah satu suporter meninggal dunia. Juru bicara kepolisian setempat, Nestor Rodriguez, tidak memastikan suporter dari tim mana yang meninggal. Namun, dideskripsikan sebagai suporter pria berusia sekitar 40.
"Akan dilakukan otopsi, tapi sepertinya tidak ada bukti apa yang menyebabkan sang pria meninggal, seperti pukulan atau lainnya. Semuanya sedang diamati melalui kamera yang dipasang sekitar area stadion," ujar Rodriguez seperti dilansir AP.
Satu korban di laga, San Lorenzo melawan Velez membuat keamanan sepakbola Argentina kembali mendapat sorotan. Sejak sepakbola profesional dilakukan di Argentina pada 1931, sudah ada 250 suporter yang meninggal.
Rivalitas San Lorenzo dengan Velez memang sudah memanas sejak 2008. Saat itu seorang suporter Velez 21 tahun tewas ditembak dalam perjalanan menuju pertandingan di San Lorenzo.
Presiden Federasi Sepakbola Argentina (AFA), Julio Grondona, sering kali dikritik karena tidak mampu menciptakan sistem untuk mengontrol kekerasan antar suporter.