Stroke tercatat sebagai penyakit penyebab kematian nomor tiga dan menjadi penyebab utama kecacatan di dunia.
Setiap tahun, tercatat 15 juta penduduk dunia terserang stroke. Dua per tiga diantaranya mengalami cacat fisik akibat stroke atau meninggal dunia.
Stroke dapat menyerang setiap orang tanpa pandang bulu. Penyakit ini biasanya menyerang secara tiba-tiba. Pengidapnya juga tidak sadar bahwa dirinya terkena stroke.
Bukan berarti gejala stroke tidak bisa dikenali. Berikut tanda-tanda gejala stroke yang biasanya menyerang di sekujur tubuh yakni, rasa lemas atau kelumpuhan pada lengan dan tungkai, gangguan baal, rasa kebas, kesemutan pada wajah, lengan, badan dan tungkai.
Selain itu, Anda juga akan merasakan gangguan keseimbangan, seperti pusing berputar atau vertigo, sulit berjalan, gangguan penglihatan (buta mendadak, gelap pada satu atau kedua mata) gangguan lapang pandangan dan sakit kepala hebat tanpa alasan yang jelas.
"Tanda-tanda stroke itu sebetulnya mudah dikenali, jadi bisa dicegah. Sehingga tidak menjadi stroke berbahaya," ujar Sukono dalam acara bincang kesehatan 'Resiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke Akibat Kolesterol Jahat' di RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2010.
Menurut dokter ahli saraf RS Mitra Internasional Jakarta ini, beberapa orang yang berisiko terkena stroke antara lain, usia yang makin meningkat, terdapat riwayat stroke dalam keluarga, memiliki riwayat stroke sebelumnya, juga memiliki serangan otak sepintas atau Transient Ischemic Attack.
Oleh karena itu, kata Sukono, mereka yang memiliki riwayat stroke, sumbatan pembuluh darah, diabetes dan memiliki tekanan darah tinggi harus segera diberikan pengobatan. "Mereka yang punya riwayat seperti ini perlu pengobatan," katanya.
Seperti penyakit lain pada umumnya, risiko penyakit ini juga dapat dihindari sedini mungkin dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, hindari merokok dan makanan yang mengandung kolesterol berlebih.
Lebih lanjut Sukono menjelaskan, penggunaan obat-obatan juga bisa sembarangan. Lebih baik menggunakan obat khusus melalui penanganan dokter spesialis. (adi)• VIVAnews
Setiap tahun, tercatat 15 juta penduduk dunia terserang stroke. Dua per tiga diantaranya mengalami cacat fisik akibat stroke atau meninggal dunia.
Stroke dapat menyerang setiap orang tanpa pandang bulu. Penyakit ini biasanya menyerang secara tiba-tiba. Pengidapnya juga tidak sadar bahwa dirinya terkena stroke.
Bukan berarti gejala stroke tidak bisa dikenali. Berikut tanda-tanda gejala stroke yang biasanya menyerang di sekujur tubuh yakni, rasa lemas atau kelumpuhan pada lengan dan tungkai, gangguan baal, rasa kebas, kesemutan pada wajah, lengan, badan dan tungkai.
Selain itu, Anda juga akan merasakan gangguan keseimbangan, seperti pusing berputar atau vertigo, sulit berjalan, gangguan penglihatan (buta mendadak, gelap pada satu atau kedua mata) gangguan lapang pandangan dan sakit kepala hebat tanpa alasan yang jelas.
"Tanda-tanda stroke itu sebetulnya mudah dikenali, jadi bisa dicegah. Sehingga tidak menjadi stroke berbahaya," ujar Sukono dalam acara bincang kesehatan 'Resiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke Akibat Kolesterol Jahat' di RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2010.
Menurut dokter ahli saraf RS Mitra Internasional Jakarta ini, beberapa orang yang berisiko terkena stroke antara lain, usia yang makin meningkat, terdapat riwayat stroke dalam keluarga, memiliki riwayat stroke sebelumnya, juga memiliki serangan otak sepintas atau Transient Ischemic Attack.
Oleh karena itu, kata Sukono, mereka yang memiliki riwayat stroke, sumbatan pembuluh darah, diabetes dan memiliki tekanan darah tinggi harus segera diberikan pengobatan. "Mereka yang punya riwayat seperti ini perlu pengobatan," katanya.
Seperti penyakit lain pada umumnya, risiko penyakit ini juga dapat dihindari sedini mungkin dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, hindari merokok dan makanan yang mengandung kolesterol berlebih.
Lebih lanjut Sukono menjelaskan, penggunaan obat-obatan juga bisa sembarangan. Lebih baik menggunakan obat khusus melalui penanganan dokter spesialis. (adi)• VIVAnews