Pengungsi Somalia benar-benar terpuruk. Mereka harus berjuang melawan kelaparan. Di tengah kurangnya bahan makanan, gizi buruk, mereka harus bertahan hidup. Meski pada sisi lain, keselamatan mereka diancam karena kondisi keamanan yang mencekam.
Tim Aksi Cepat Tanggap yang tergabung dalam Komite Indonesia untuk Solidaritas Somalia menceritakan keprihatinan pengungsi Somalia saat tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, belum lama ini.
"Kalau kita melihat makanan dilalati, apa yang kita rasakan. Tapi saudara kita ini dilalati. Bahkan untuk mengibas lalatpun, mereka sepertinya enggan. Dan kondisinya sudah seperti itu," ujar Ketua Tim Imam Akbar kepada wartawan menggambarkan sulitnya pengungsi untuk bisa makan hingga seolah berebut makanan dengan lalat.
Menurut Imam, hampir tiap harinya, sekitar 1500 sampai 2 ribu orang pengungsi Somalia menuju perbatasan. Kondisi mereka sangat memprihatinkan, dan membutuhkan bantuan semua pihak. Ia meminta kepergian Tim ACT ke Somalia tak usah diributkan lagi..
"Untuk anak-anak yang kita periksa, selain mengalami dehidrasi, rata-rata dari mereka kekurangan gizi bahkan terbilang akut. Sehingga merusak organ sampai menyebabkan kebutaan, dan menjalar ke organ lainnya," imbuhnya.
Dikatakan Imam, PBB yang sampai turun ke sana menangani pengungsi Somalia pun keteteran. Mereka mengalami keterbatasan untuk memberi bantuan kepada pengungsi. Sehingga dibutuhkan gelombang dan gerakan kepedulian semua orang.
source