Saat ini browser buatan Microsoft, Internet Explorer, tercatat menjadi browser yang paling banyak digunakan. Menurut data StatCounter, setidaknya 43 persen pengguna internet menggunakan Internet Explorer untuk browsing. Angka ini jauh di atas pengguna browser Mozilla Firefox yang hanya 30 persen, atau pengguna Google Chrome yang hanya 19 persen.
Namun, sebuah hasil survei memperlihatkan pengguna browser Internet Explorer memiliki IQ yang lebih rendah, jika dibandingkan pengguna browser lain. Pengguna Internet Explorer lebih bodoh? Hmm.. Seperti apa survei itu dilakukan?
Survei yang dilakukan konsultan web di Vancouver, AptiQuant, ini mengambil sampel lebih dari 100.000 partisipan untuk ikut tes IQ. Kemudian, partisipan itu dicatat, browser apa yang mereka pilih untuk mengikuti tes IQ tersebut.
Hasilnya, mereka yang menggunakan Internet Explorer ber-IQ di bawah rata-rata. Sedangkan pengguna Chrome, Firefox, dan Safari memiliki IQ di atas rata-rata.
Lebih khusus lagi, pengguna browser Camino (browser modifikasi untuk digunakan di sistem operasi Mac OS X) dan Chrome Frame (modifikasi Internet Explorer dengan Google Chrome yang memungkinkan penggunanya memakai konten HTML5 di Internet Explorer), memiliki nilai IQ yang dinilai "menakjubkan" (exceptionally higher).
Pengguna Internet Explorer tercatat, rata-rata hanya memiliki IQ 80. Sedangkan pengguna browser asal Norwegia, Opera, mencapai rata-rata tertinggi, yaitu 120. Sedangkan nilai tengah (mean) dari data ini adalah 100.
Namun, data statistik ini hanya dinilai perlu diperhatikan, ketimbang dianggap sebuah penelitian ilmiah. Karena partisipan yang menjadi sampel, dapat memilih browser apa yang mereka gunakan (tergantung browser apa yang ada di komputer saat mereka mengerjakan tes IQ itu).
Partisipan mengerjakan tes ini setelah menemukannya secara online, di iklan yang dipasang di sejumlah website. Jadi, obyek browser yang mereka pilih lebih bersifat acak, bukan karena opsi yang disediakan pelaku survei.
Selama ini, Internet Explorer memang dikenal sebagai browser yang otomatis terpasang di komputer yang menggunakan sistem operasi Windows. Sedangkan, browser lain merupakan opsi, yang diunduh oleh pengguna yang menghendakinya.
"Sudah pengetahuan umum kalau Internet Explorer versi 6.0 hingga 8.0 sangat tidak kompatibel dengan standar web modern. Untuk membuat website bekerja optimal di browser itu, pengembang web harus mengeluarkan upaya lebih," tulis laporan dari AptiQuant.
"Sekarang, dengan pola statistik penggunaan browser yang tak kompatibel ini, langkah lebih baik harus diambil untuk mengatasi ketidaknyamanan itu," lanjut laporan AptiQuant. (eh)
source