Banyak cara dilakukan oleh setiap individu dalam memperoleh kenyamanan atau memperlihatkan gengsi saat mengendarai mobil. Salah satu bentuk kenyamanan yang sering diburu, antara lain adalah kelengkapan audio sesempurna atau sebagus mungkin. Sekadar untuk kenyamanan pula, seseorang tak sayang merogoh kantong, mengeluarkan kocek dalam jumlah jutaan rupiah demi peralatan audio mobilnya.
Bahkan tidak jarang harga audio mobil lebih mahal dari harga mobilnya. Untuk instalasi audio sound quality (SQ) standar (hedad unit, subwoofer, dua speaker, power dan tweeter) saja harganya bisa melebihi Rp 10 juta. Sementara jika ingin dilengkapi jaringan instalasi sound pressure level (PSL) dengan kualitas lebih, harganya bisa melebihi Rp 50 juta. Tren variasi mobil menggeliat di kota-kota besar negeri kita sejak sekitar tahun 1990. Khususnya kaum remaja Yogyakarta pun ikut ketularan, yang akhirnya diikuti dengan munculnya usaha-usaha jasa variasi mobil, mulai dari eksterior, interior, hingga engine.
Sejak sekitar tahun 1996, tren tersebut bergeser ke audio, bahkan hingga belakangan ini menjadi semacam hukum wajib, setiap kendaraan dilengkapi audio berperangkat modern. Meskipun tentu, ini masih sebatas bagi mereka yang berkantong tebal. Penggemar audio mobil kebanyakan berasal dari kalangan muda, ekskutif, atau pehobi dengan kelompok usia tak terbatas. Satu rangkaian perangkat audio mulai dari head unit (tape atau single CD), pre amply yang berfungsi sebagai pengatur, X over aktive untuk mengatur mid, tweeter, serta subwoofer yang kemudian dialirkan ke tiap-tiap power.
Untuk satu unit audio mobil yang terdiri dari head unit, mid, tweeter, subwoofer, power serta instalasi menggunakan perangkat buatan dalam negeri seperti Spinkx, Legacy (produk Surabaya) atau Thunder (produk Jakarta) saja harganya diperkirakan mencapai Rp 5 juta-an. Sementara produk-produk Asia semisal Malaysia, China atau Korea dengan merk Sony, Kenwood, JVC, harganya bisa lebih mahal lagi. Belum lagi jika memilih produk Eropa dengan merek-merek seperti Genesis, X-tant, Zapco, Opti atau Soundtream dalam rangkaian lengkap, bisa menghabiskan dana di atas Rp 150 juta.
Sumber
Bahkan tidak jarang harga audio mobil lebih mahal dari harga mobilnya. Untuk instalasi audio sound quality (SQ) standar (hedad unit, subwoofer, dua speaker, power dan tweeter) saja harganya bisa melebihi Rp 10 juta. Sementara jika ingin dilengkapi jaringan instalasi sound pressure level (PSL) dengan kualitas lebih, harganya bisa melebihi Rp 50 juta. Tren variasi mobil menggeliat di kota-kota besar negeri kita sejak sekitar tahun 1990. Khususnya kaum remaja Yogyakarta pun ikut ketularan, yang akhirnya diikuti dengan munculnya usaha-usaha jasa variasi mobil, mulai dari eksterior, interior, hingga engine.
Sejak sekitar tahun 1996, tren tersebut bergeser ke audio, bahkan hingga belakangan ini menjadi semacam hukum wajib, setiap kendaraan dilengkapi audio berperangkat modern. Meskipun tentu, ini masih sebatas bagi mereka yang berkantong tebal. Penggemar audio mobil kebanyakan berasal dari kalangan muda, ekskutif, atau pehobi dengan kelompok usia tak terbatas. Satu rangkaian perangkat audio mulai dari head unit (tape atau single CD), pre amply yang berfungsi sebagai pengatur, X over aktive untuk mengatur mid, tweeter, serta subwoofer yang kemudian dialirkan ke tiap-tiap power.
Untuk satu unit audio mobil yang terdiri dari head unit, mid, tweeter, subwoofer, power serta instalasi menggunakan perangkat buatan dalam negeri seperti Spinkx, Legacy (produk Surabaya) atau Thunder (produk Jakarta) saja harganya diperkirakan mencapai Rp 5 juta-an. Sementara produk-produk Asia semisal Malaysia, China atau Korea dengan merk Sony, Kenwood, JVC, harganya bisa lebih mahal lagi. Belum lagi jika memilih produk Eropa dengan merek-merek seperti Genesis, X-tant, Zapco, Opti atau Soundtream dalam rangkaian lengkap, bisa menghabiskan dana di atas Rp 150 juta.
Sumber