Lebih dari 60 perwira militer, sersan, dan prajurit militer Taiwan baru-baru ini tertangkap oleh polisi di Kota Kaohsiung, Taiwan selatan, terlibat dalam organisasi penyedia jasa gigolo. Berita ini, menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Yu Si-tzu, membuat lembaganya seperti "tersengat listrik".
Di akhir Desember, polisi Kaohsiung menggerebek sebuah sindikat yang mengobral janji bakal menerima gaji yang tinggi untuk memberi jasa memuaskan nafsu seksual. Penyelidikan awal menemukan lebih dari 60 prajurit militer aktif, termasuk perwira, sersan, dan tentara, dari angkatan udara, angkatan laut, korps laut, dan logistik gabungan berada di antara daftar nama pelamar, yang mendorong polisi untuk menginformasikannya pada Departemen Pertahanan Nasional (MND).
Segera setelah menerima laporan dari polisi, MND membentuk panel ad hoc, terdiri dari polisi militer dan sektor kontrol disiplin militer untuk menyelidiki kasus ini dan menginterogasi prajurit.
Setelah interogasi tim investigasi menemukan bahwa sindikat ini dipimpin oleh dua orang bermarga Tao dan H. Mereka meminta pelamar untuk berinvestasi dalam "perusahaan hiburan" dan membayar biaya untuk pelatihan sebagai gigolo dengan minimum pembayaran sebesar 200 ribu dolar taiwan untuk satu tahap pelatihan.
Tapi tak lama setelah membayar uang semua pemohon ditolak dengan alasan bahwa mereka tidak punya bakat atau tidak cocok untuk bekerja sebagai gigolo.
Menurut statistik yang dikumpulkan oleh MND berdasarkan penyelidikan, ada 40 perwira, sersan dan prajurit yang telah membayar.(Republika.co.id)
Di akhir Desember, polisi Kaohsiung menggerebek sebuah sindikat yang mengobral janji bakal menerima gaji yang tinggi untuk memberi jasa memuaskan nafsu seksual. Penyelidikan awal menemukan lebih dari 60 prajurit militer aktif, termasuk perwira, sersan, dan tentara, dari angkatan udara, angkatan laut, korps laut, dan logistik gabungan berada di antara daftar nama pelamar, yang mendorong polisi untuk menginformasikannya pada Departemen Pertahanan Nasional (MND).
Segera setelah menerima laporan dari polisi, MND membentuk panel ad hoc, terdiri dari polisi militer dan sektor kontrol disiplin militer untuk menyelidiki kasus ini dan menginterogasi prajurit.
Setelah interogasi tim investigasi menemukan bahwa sindikat ini dipimpin oleh dua orang bermarga Tao dan H. Mereka meminta pelamar untuk berinvestasi dalam "perusahaan hiburan" dan membayar biaya untuk pelatihan sebagai gigolo dengan minimum pembayaran sebesar 200 ribu dolar taiwan untuk satu tahap pelatihan.
Tapi tak lama setelah membayar uang semua pemohon ditolak dengan alasan bahwa mereka tidak punya bakat atau tidak cocok untuk bekerja sebagai gigolo.
Menurut statistik yang dikumpulkan oleh MND berdasarkan penyelidikan, ada 40 perwira, sersan dan prajurit yang telah membayar.(Republika.co.id)