Maestro Keroncong Gesang menghembuskan nafas terakhir pada usia 92 tahun Kamis (20/5) pada pukul 18.10 WIB. Gesang sebelumnya dirawat di ruang Firdaus Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Mulai Minggu (16/5) dipindah ke ruang ICU karena sakitnya bertambah parah.
Maestro keroncong Gesang Martohartono (92) sampai Kamis (20/5) pukul 13.00 WIB masih dirawat di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. "Kondisi Pak Gesang sekarang memang lebih baik, sudah bisa berbicara dan bisa mengerti siapa-siapa yang hadir menjenguknya, dibandingkan ketika masuk ICU pada Minggu (16/5), yang waktu itu sempat tidak sadarkan diri. Tapi sampai sekarang juga belum ada kepastian dari dokter yang menangani untuk kembali ke ruang perawatan biasa," kata Hasanudin Santosa, keponakan Gesang di ruang ICU tersebut, Kamis siang.
Gesang yang dirawat di ruang ICU Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, pada Kamis (20/5) sempat dijenguk oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) Yosodipuro, Solo yang dipimpin gurunya Siti Markamah.
Para siswa SD itu juga melakukan doa bersama di depan pintu masuk ruang ICU tempat Gesang dirawat, yang meminta agar Maestro keroncong tersebut bisa cepat sembuh dan setelah itu juga memberikan poster gambar Gesang diberikan kepada Yani Effendi, keponakan Gesang.
Gesang dirawat di rumah sakit tersebut ditangani dokter ahli penyakt dalam dr Suryo Aribowo, Prof dr Suradi(ahli paru), dr Suharto (ahli urologi), dr Anik Rusnani (ahli syaraf) dan dr Trisula (ahli jantung).
Dari hasil diagnosis tim dokter, tambahnya, penurunan kondisi kesehatan Gesang secara drastis itu dipengaruhi tiga faktor, yakni kurangnya asupan makanan, riwayat komplikasi penyakit yang diderita sejak lama, selain pula faktor usia yang sudah lanjut.
Sebelum masuk ke RSU PKU Muhmmadiyah, tambah Prof dr Suradi yang juga Wakil Direktur RSU PKU Muhammadiyah, pada Rabu (12/5) Gesang memang memiliki problem kesehatan utama di usia lanjut yang selalu memperoleh pengawasan dokter secara rutin, di antaranya gangguan kelenjar prostat dan lemah jantung.
Belakangan Gesang juga mengalami infeksi saluran kemih serta infeksi pernafasan, sementara buaya keroncong ini juga enggan makan sesekali diikuti rasa mual dan muntah, hingga kondisi kesehatan mengalami penurunan drastis.
Maestro keroncong Gesang Martohartono (92) sampai Kamis (20/5) pukul 13.00 WIB masih dirawat di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. "Kondisi Pak Gesang sekarang memang lebih baik, sudah bisa berbicara dan bisa mengerti siapa-siapa yang hadir menjenguknya, dibandingkan ketika masuk ICU pada Minggu (16/5), yang waktu itu sempat tidak sadarkan diri. Tapi sampai sekarang juga belum ada kepastian dari dokter yang menangani untuk kembali ke ruang perawatan biasa," kata Hasanudin Santosa, keponakan Gesang di ruang ICU tersebut, Kamis siang.
Gesang yang dirawat di ruang ICU Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, pada Kamis (20/5) sempat dijenguk oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) Yosodipuro, Solo yang dipimpin gurunya Siti Markamah.
Para siswa SD itu juga melakukan doa bersama di depan pintu masuk ruang ICU tempat Gesang dirawat, yang meminta agar Maestro keroncong tersebut bisa cepat sembuh dan setelah itu juga memberikan poster gambar Gesang diberikan kepada Yani Effendi, keponakan Gesang.
Gesang dirawat di rumah sakit tersebut ditangani dokter ahli penyakt dalam dr Suryo Aribowo, Prof dr Suradi(ahli paru), dr Suharto (ahli urologi), dr Anik Rusnani (ahli syaraf) dan dr Trisula (ahli jantung).
Dari hasil diagnosis tim dokter, tambahnya, penurunan kondisi kesehatan Gesang secara drastis itu dipengaruhi tiga faktor, yakni kurangnya asupan makanan, riwayat komplikasi penyakit yang diderita sejak lama, selain pula faktor usia yang sudah lanjut.
Sebelum masuk ke RSU PKU Muhmmadiyah, tambah Prof dr Suradi yang juga Wakil Direktur RSU PKU Muhammadiyah, pada Rabu (12/5) Gesang memang memiliki problem kesehatan utama di usia lanjut yang selalu memperoleh pengawasan dokter secara rutin, di antaranya gangguan kelenjar prostat dan lemah jantung.
Belakangan Gesang juga mengalami infeksi saluran kemih serta infeksi pernafasan, sementara buaya keroncong ini juga enggan makan sesekali diikuti rasa mual dan muntah, hingga kondisi kesehatan mengalami penurunan drastis.
Sumber & Foto : TV One