Citra Amerika Serikat telah memburuk di negara-negara Muslim pada tahun lalu, kata jajak pendapat yang dirilis dua hari sebelum Presiden Barack Obama akan menyampaikan pidatonya menyambut pemberontakan pro-demokrasi yang melanda dunia Arab.
Hanya di Indonesia, yang paling padat penduduknya di dunia Islam, di mana Obama pernah menghabiskan sebagian masa kecilnya, masih memiliki mayoritas pandangan positif terhadap Amerika Serikat, kata jajak pendapat yang dirilis oleh Pew Research Center.
Meskipun begitu, jumlah warga Indonesia yang berpandangan positif terhadap Amerika Serikat turun lima poin persentase dari 59 persen pada tahun 2010 lalu.
Survei Pew menemukan bahwa presiden AS tetap tidak populer di kebanyakan negara-negara Muslim, dan kebanyakan negara-negara muslim mengkritik AS dalam menangani seruan untuk perubahan politik yang bergolak di dunia Arab.
Bahkan dalam sekutu utama Amerika Serikat mulai dari Yordania dan Turki, pandangan warga negara itu terhadapa Amerika Serikat semakin memburuk pada tahun lalu.
Persentase warga Yordania yang menganggap Amerika Serikat menguntungkan bagi dunia Islam turun delapan poin sejak 2010 menjadi hanya 13 persen tahun ini, dan di Turki, hanya 10 persen orang memiliki pendapat yang positif tentang Amerika Serikat, turun dari 17 persen pada tahun 2010 .
Hanya 12 persen dari warga Turki mengatakan mereka memiliki keyakinan terhadap Obama, turun 11 poin dari tahun 2010. Di Yordania, kepercayaan terhadap Obama meningkat pada tahun lalu, tetapi hanya dua poin persentase, menjadi 28 persen persetujuan terhadap Obama.
Pandangan warga Pakistan terhadap Amerika Serikat juga kurang positif tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, jatuh dari 17 persen di tahun 2010 menjadi 11 persen.
Tapi kepercayaan terhadap Obama di antara warga Pakistan tumbuh dari delapan persen di tahun 2010 menjadi 10 persen, jajak pendapat menunjukkan - meskipun jika survei yang sama dilakukan hari ini, hasilnya mungkin berbeda.
Polling untuk survei itu disimpulkan tepat sebelum pasukan khusus AS membunuh Usamah bin Ladin pada tanggal 1 Mei di kota Pakistan Abbottabad.
Sekitar 1.000 orang masing-masing disurvei untuk polling di Mesir, Indonesia, Israel, Yordania, Libanon, wilayah Palestina dan Turki, dan 2.000 orang lainnya disurvei di Pakistan selama periode 30-hari di bulan Maret dan April. (fq/afp)