Simpulan ini diambil peneliti melalui studi selama dua tahun terhadap perilaku 30 pasangan di Los Angeles. Studi mengamati dan mempelajari tingkat stres pasangan selama seminggu dan akhir pekan.
Studi menyebut, para istri lebih santai ketika suami mereka membantu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan membersihkan rumah. Sedangkan pria lebih santai melihat istrinya melakukan kegiatan rumah tangga.
Penelitian yang diterbitkan dalam edisi terbaru Journal of Family Psychology, menemukan, istri umumnya menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Sementara waktu luang mereka dihabiskan untuk hobi.
Temuan ini, seperti dikutip dari Daily Mail menegaskan stereotip tradisional bahwa wanita melakukan pekerjaan rumah tangga dua kali lipat ketimbang para suami mereka.
Peneliti dari University of South Florida juga menemukan bahwa pria akan bereaksi agresif jika mereka merasa kejantanan mereka terancam. Setelah membantu pekerjaan rumah tangga, pria akan memulihkan harga diri dengan melakukan kegiatan 'macho', seperti mengutak-atik kendaraan.
Survei dilakukan dalam rentang 2004-2006 pada pasangan usia awal 40-an, menikah selama 13 tahun dan memiliki minimal satu anak.
Dari situ, peneliti mengukur kadar hormon stres kortisol pasangan. Hormon ini memengaruhi kualitas tidur, berat badan, dan kekebalan tubuh seseorang jika jumlahnya terlalu tinggi.
Antropolog Elinor Ochs, direktur pusat penelitian, mengatakan, pria cenderung menghabiskan waktu sendiri selepas aktivitas di kantornya. Sementara wanita cenderung fokus pada perawatan anak dan kemudian sibuk melakukan pekerjaan rumah tangga ketika mereka sendirian.
"Pria akan merasa dapat bersantai ketika mereka tahu pasangannya sibuk mengerjakan tugas rumah tangga. Tapi istri, tidak pernah bisa bersantai saat suaminya sibuk mengerjakan tugas rumah," ucap Penulis utama Darby Saxbe. (pie)
»
