Demi menunjukkan kejantanan, banyak pria mengonsumsi Viagra atau pun obat kuat lainnya. Menggunakan obat-obat seperti ini memang bisa membuat pria mampu mempertahankan ereksi dalam waktu cukup lama. Namun, hati-hati terlalu banyak konsumsi Viagra bisa menyebabkan ketulian.
Berdasar penelitian, Viagra dan obat impotensi serupa berpotensi menyebabkan kehilangan pendengaran mendadak. Tim dari Charing Cross, Stoke Mandeville dan Rumah Sakit Royal Marsden, serta badan pengawas obat di Eropa, Amerika, Asia Timur dan Australasia, mengungkap kalau mereka menerima laporan "Viagra Deafness" atau gangguan pendengaran tidak lama setelah minum pil tersebut.
Mereka menemukan 47 dugaan kasus gangguan pendengaran sensorineural. Yaitu kehilangan pendengaran pada satu atau kedua telinga terkait konsumsi Viagra dan obat-obatan seperti Cialis dan Levitra.
Delapan kasus berasal dari Inggris. Lalu, 223 kasus lainnya, yang laporannya dibuat di Amerika Serikat, tidak disertakan dalam penelitian karena kurang detil.
Rata-rata usia mereka yang terkena gangguan pendengaran adalah pria 57 tahun. Walaupun, menurut laporan Journal Laryngoscope, ada dua orang yang juga mengalaminya dan baru berusia 37 tahun.
Tidak diketahui dengan jelas, berapa lama gangguan tersebut terjadi. Tetapi dipastikan, gangguan tersebut, jenis gangguan pendengaran. Dalam studi sebelumnya dari 29 kasus yang dicurigai, oleh Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan Amerika, hanya sepertiga yang diklasifikasikan sebagai tuli sementara.
FDA menyarankan para pengguna Viagra, Cialis atau Levitra yang pendengarannya tiba-tiba memburuk untuk segera menghentikan konsumsi dan melakukan konsultasi ke dokter. Para peneliti tidak yakin bagaimana Viagra dapat memengaruhi pendengaran. Tapi mungkin terjadi akibat rantai reaksi kimia yang telah memicu efek buruk di bagian dalam gendang telinga.
“Praktisi medis yang terlibat dalam peresepan obat ini perlu waspada dan perlu tahu tentang efek samping potensialnya,” kata dr. Afroze Shah Khan, dari Charing Cross Hospital, seperti dikutip dari Daily Mail.
Walaupun begitu, pengawas obat Inggris, Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency, mengungkap kalau keluhan gangguan pendengaran terkait dengan konsumsi Viagra sangat langka.
Berdasar penelitian, Viagra dan obat impotensi serupa berpotensi menyebabkan kehilangan pendengaran mendadak. Tim dari Charing Cross, Stoke Mandeville dan Rumah Sakit Royal Marsden, serta badan pengawas obat di Eropa, Amerika, Asia Timur dan Australasia, mengungkap kalau mereka menerima laporan "Viagra Deafness" atau gangguan pendengaran tidak lama setelah minum pil tersebut.
Mereka menemukan 47 dugaan kasus gangguan pendengaran sensorineural. Yaitu kehilangan pendengaran pada satu atau kedua telinga terkait konsumsi Viagra dan obat-obatan seperti Cialis dan Levitra.
Delapan kasus berasal dari Inggris. Lalu, 223 kasus lainnya, yang laporannya dibuat di Amerika Serikat, tidak disertakan dalam penelitian karena kurang detil.
Rata-rata usia mereka yang terkena gangguan pendengaran adalah pria 57 tahun. Walaupun, menurut laporan Journal Laryngoscope, ada dua orang yang juga mengalaminya dan baru berusia 37 tahun.
Tidak diketahui dengan jelas, berapa lama gangguan tersebut terjadi. Tetapi dipastikan, gangguan tersebut, jenis gangguan pendengaran. Dalam studi sebelumnya dari 29 kasus yang dicurigai, oleh Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan Amerika, hanya sepertiga yang diklasifikasikan sebagai tuli sementara.
FDA menyarankan para pengguna Viagra, Cialis atau Levitra yang pendengarannya tiba-tiba memburuk untuk segera menghentikan konsumsi dan melakukan konsultasi ke dokter. Para peneliti tidak yakin bagaimana Viagra dapat memengaruhi pendengaran. Tapi mungkin terjadi akibat rantai reaksi kimia yang telah memicu efek buruk di bagian dalam gendang telinga.
“Praktisi medis yang terlibat dalam peresepan obat ini perlu waspada dan perlu tahu tentang efek samping potensialnya,” kata dr. Afroze Shah Khan, dari Charing Cross Hospital, seperti dikutip dari Daily Mail.
Walaupun begitu, pengawas obat Inggris, Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency, mengungkap kalau keluhan gangguan pendengaran terkait dengan konsumsi Viagra sangat langka.