Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengandalkan laman-laman sosial media dan para blogger lokal untuk mempromosikan kepentingan Washington di Indonesia. Bagi AS, komunitas internet Indonesia terus tumbuh dan telah menjadi "kekuatan politik yang kuat bagi reformasi."
Demikian salah satu memo diplomatik Kedubes AS di Jakarta. Laporan untuk Departemen Luar Negeri AS di Washington itu bocor ke pengelola laman WikiLeaks dan dimuat di laman harian The Guardian, Selasa 18 Januari 2011.
Dalam laporan itu, Kedubes AS ingin mengajukan anggaran sesegera mungkin untuk mendanai promosi kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia melalui perangkat jaringan sosial dan media baru. Kunjungan Obama saat itu dijadwalkan akhir Maret 2010, yang akhirnya ditunda menjadi November 2010.
Dalam memo itu, Kedubes di Jakarta melaporkan bahwa mereka sudah menjadi kantor misi diplomatik AS yang memiliki jumlah penggemar paling besar di laman Facebook. Saat itu, jumlah fans Kedubes AS di Facebook sudah mencapai hampir 50.000.
Kedubes di Jakarta juga mengklaim sebagai salah satu kantor diplomatik AS yang terdepan dalam menggunakan Twitter, YouTube, dan melibatkan para Blogger lokal untuk mempromosikan pesan-pesan dan informasi pemerintah AS. "Posisi unik itulah yang kami manfaatkan untuk menyampaikan topik-topik dan tema-tema penting untuk mendukung kunjungan Presiden Obama," demikian laporan Kedubes AS.
Maka, saat itu, Kedubes AS meminta anggaran US$100.000 untuk mengoptimalkan aktivitas mereka di laman-laman jejaring sosial, seperti mendongkrak jumlah fans menjadi satu juta orang, dan ini bisa disanggupi dalam jangka 30 hari.
Kedubes AS di Jakarta, menurut memo yang bocor itu, menilai bahwa komunitas internet di Indonesia terus berkembang, bahkan baru-baru ini telah menjadi kekuatan politik yang kuat bagi reformasi di negeri itu. "Sekitar 10 persen dari total populasi mampu memiliki akses internet, setidaknya setiap bulan. Ini mewakili lebih dari 25 juta orang, hampir setengah dari mereka terhubung di Facebook," tulis memo itu.
Indonesia diakui sebagai pasar ketujuh terbesar di Facebook dan ini terus berkembang. Memo tersebut juga menjabarkan bagaimana Kedubes AS di Jakarta menerapkan cara-cara untuk mempromosikan kunjungan Obama saat itu.(vivanews)
Demikian salah satu memo diplomatik Kedubes AS di Jakarta. Laporan untuk Departemen Luar Negeri AS di Washington itu bocor ke pengelola laman WikiLeaks dan dimuat di laman harian The Guardian, Selasa 18 Januari 2011.
Dalam laporan itu, Kedubes AS ingin mengajukan anggaran sesegera mungkin untuk mendanai promosi kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia melalui perangkat jaringan sosial dan media baru. Kunjungan Obama saat itu dijadwalkan akhir Maret 2010, yang akhirnya ditunda menjadi November 2010.
Dalam memo itu, Kedubes di Jakarta melaporkan bahwa mereka sudah menjadi kantor misi diplomatik AS yang memiliki jumlah penggemar paling besar di laman Facebook. Saat itu, jumlah fans Kedubes AS di Facebook sudah mencapai hampir 50.000.
Kedubes di Jakarta juga mengklaim sebagai salah satu kantor diplomatik AS yang terdepan dalam menggunakan Twitter, YouTube, dan melibatkan para Blogger lokal untuk mempromosikan pesan-pesan dan informasi pemerintah AS. "Posisi unik itulah yang kami manfaatkan untuk menyampaikan topik-topik dan tema-tema penting untuk mendukung kunjungan Presiden Obama," demikian laporan Kedubes AS.
Maka, saat itu, Kedubes AS meminta anggaran US$100.000 untuk mengoptimalkan aktivitas mereka di laman-laman jejaring sosial, seperti mendongkrak jumlah fans menjadi satu juta orang, dan ini bisa disanggupi dalam jangka 30 hari.
Kedubes AS di Jakarta, menurut memo yang bocor itu, menilai bahwa komunitas internet di Indonesia terus berkembang, bahkan baru-baru ini telah menjadi kekuatan politik yang kuat bagi reformasi di negeri itu. "Sekitar 10 persen dari total populasi mampu memiliki akses internet, setidaknya setiap bulan. Ini mewakili lebih dari 25 juta orang, hampir setengah dari mereka terhubung di Facebook," tulis memo itu.
Indonesia diakui sebagai pasar ketujuh terbesar di Facebook dan ini terus berkembang. Memo tersebut juga menjabarkan bagaimana Kedubes AS di Jakarta menerapkan cara-cara untuk mempromosikan kunjungan Obama saat itu.(vivanews)