Delete this element to display blogger navbar

Pria Lebih Sering Berbohong Dibanding Wanita?

Para peneliti mengungkapkan, pria rata-rata berbohong 1.092 kali setiap tahun (sekira tiga kali sehari). Sebaliknya, rata-rata wanita berbohong 728 kali setahun (sekira dua kali sehari). (Foto: gettyimages)
 KEBOHONGAN adalah kesalahan yang membuat wanita tak lagi percaya pada pasangannya, bahkan selalu menaruh rasa curiga. Dan ternyata, kecurigaannya terbukti karena pria lebih mungkin untuk berbohong daripada wanita. Apa sebab?
Para peneliti telah mengungkapkan hasil studi yang menyatakan pria rata-rata berbohong sebanyak 1.092 kali setiap tahunnya (sekira tiga kali dalam sehari). Sebaliknya, rata-rata wanita berbohong 728 kali dalam setahun (sekira dua kali sehari). Penelitian yang melibatkan 3.000 orang dewasa ini bertujuan untuk memahami ilmu tentang otak, genetika, dan perilaku manusia. Demikian dilansir Daily Mail, Selasa (18/5/2010).

Dalam penelitian tersebut, partisipan mengatakan bahwa kebohongan mereka lebih banyak berhubungan dengan kebiasaan minum (alkohol) sedangkan wanita, kebohongannya yang paling populer ialah menyembunyikan perasaan sebenarnya—seperti mengatakan, "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja”.

Lebih lanjut, pria cenderung tidak merasa bersalah ketika berbohong. Sebanyak 82 persen partisipan wanita mengatakan, berbicara bohong bisa membuatnya jauh dari hati nurani sedangkan hanya 70 persen pria yang mengaku bersalah atas kebohongannya. Secara keseluruhan, sebanyak 75 persen responden setuju bahwa berbohong itu tidak masalah, bila untuk menyimpan perasaan sebenarnya.

“Berbohong mungkin tampak merupakan bagian tak terelakkan dari sifat manusia. Hal itu menjadi bagian penting dari interaksi sosial," kata Katie Maggs, kurator Museum of Science, salah seorang tim peneliti.

“Kami masih menilai, apakah kebiasaan manusia seperti berbohong adalah hasil dari gen, evolusi, ataukah pendidikan,” tambahnya.

Menurut temuan, manusia cenderung berbohong seperti halnya “mendongeng” seperti yang dilakukan ibu pada anak-anaknya kala kecil. Temuan ini diakui 25 persen pria dan 20 persen wanita.

Lebih lanjut, penelitian juga mengungkap bahwa hanya 10 persen partisipan mengatakan mereka membohongi pasangan, hampir seperlima percaya bahwa kebohongan diterima dalam kehidupan sehari-hari, lebih dari satu dalam sepuluh orang mengatakan berbohong tidak apa-apa ketika berada di lingkungan kerja, dan tiga per empat partisipan merasa kebohongan adalah baik dalam proses kasus pidana.

"Hanya sedikit orang yang bisa dengan akurat mendeteksi ketika seseorang berbohong. Tetapi, pengembang teknologi tinggi bekerja untuk menciptakan teknologi yang lebih akurat. Jika kita akan segera menggunakan detektor kebohongan akurat di rumah atau di tempat kerja, maka akan sulit untuk berkata bohong. Tidak akan lama lagi, teknologi ini sudah tersedia,” tukas Maggs.

(okezone.com)

share on facebook

 
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon More
Design by Kumpul Berita