Konflik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan profesional. Senyaman apa pun pekerjaan Anda saat ini, konflik baik dengan teman kerja, klien atau atasan akan selalu muncul. Diketahui cukup banyak wanita yang mengalami stres karena menghadapi konflik di kantor.
"Berdasarkan temuan lembaga psikologi, enam dari 10 wanita mempunyai masalah di tempat kerja dan 75 persen waktu dan energi dikeluarkan untuk menghadapi konflik di kantor," kata Ratih Ibrahim, psikolog dalam acara talkshow Rexona 'Dealing With Conflict in Workplace' di Jakarta.
Itu, menurut Ratih, karena ruang lingkup wanita yang kompleks dan dituntut menjalani semua perannya dengan baik. Peran wanita pekerja, terutama yang sudah menikah dan memiliki anak, memang cukup banyak. Harus menjadi ibu, istri, sekaligus pekerja profesional. Ini seringkali membuat konflik muncul bukan hanya dengan individu lain, tapi juga dengan diri sendiri.
Merupakan hal wajar jika Anda merasa gugup atau tidak tenang saat harus menghadapi konflik. Tetapi jangan sampai Anda terjebak dalam rasa ketakutan dan panik yang membuat konflik justru tidak teratasi dengan baik. Itu karena membiarkan konflik akan membuatnya semakin meruncing dan menurunkan produktivitas.
"Konflik itu bisa menurunkan kinerja dan produktivitas Anda sebagai pekerja. Kekhawatiran akan selalu muncul, pikiran jadi tidak fokus, pekerjaan pun bisa terbengkalai. Untuk itu hadapi konflik yang ada dengan kepercayaan diri kalau Anda bisa menyelesaikannya," kata Ratih.
Membangkitkan kepercayaan diri adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghadapi konflik. Tanamkan pada pikiran kalau konflik yang muncul akan bisa diatasi dengan baik. Cara ini bisa membuat Anda lebih tenang.
"Dengan pikiran yang tenang dan kepercayaan diri, Anda bisa berpikir kritis dan menganalisa masalah. Hal ini sangat penting agar Anda mampu untuk segera mencari solusi konflik," kata Ratih.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki fleksibilitas dalam memandang sebuah masalah. Yaitu dengan melihat dari berbagai sudut pandang dalam menilai sebuah masalah. Karena fleksibilitas membuat seseorang akan menemukan banyak solusi, yang muncul dari berbagai sudut pandang, demi mengatasi konflik yang ada. (pie)
"Berdasarkan temuan lembaga psikologi, enam dari 10 wanita mempunyai masalah di tempat kerja dan 75 persen waktu dan energi dikeluarkan untuk menghadapi konflik di kantor," kata Ratih Ibrahim, psikolog dalam acara talkshow Rexona 'Dealing With Conflict in Workplace' di Jakarta.
Itu, menurut Ratih, karena ruang lingkup wanita yang kompleks dan dituntut menjalani semua perannya dengan baik. Peran wanita pekerja, terutama yang sudah menikah dan memiliki anak, memang cukup banyak. Harus menjadi ibu, istri, sekaligus pekerja profesional. Ini seringkali membuat konflik muncul bukan hanya dengan individu lain, tapi juga dengan diri sendiri.
Merupakan hal wajar jika Anda merasa gugup atau tidak tenang saat harus menghadapi konflik. Tetapi jangan sampai Anda terjebak dalam rasa ketakutan dan panik yang membuat konflik justru tidak teratasi dengan baik. Itu karena membiarkan konflik akan membuatnya semakin meruncing dan menurunkan produktivitas.
"Konflik itu bisa menurunkan kinerja dan produktivitas Anda sebagai pekerja. Kekhawatiran akan selalu muncul, pikiran jadi tidak fokus, pekerjaan pun bisa terbengkalai. Untuk itu hadapi konflik yang ada dengan kepercayaan diri kalau Anda bisa menyelesaikannya," kata Ratih.
Membangkitkan kepercayaan diri adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghadapi konflik. Tanamkan pada pikiran kalau konflik yang muncul akan bisa diatasi dengan baik. Cara ini bisa membuat Anda lebih tenang.
"Dengan pikiran yang tenang dan kepercayaan diri, Anda bisa berpikir kritis dan menganalisa masalah. Hal ini sangat penting agar Anda mampu untuk segera mencari solusi konflik," kata Ratih.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki fleksibilitas dalam memandang sebuah masalah. Yaitu dengan melihat dari berbagai sudut pandang dalam menilai sebuah masalah. Karena fleksibilitas membuat seseorang akan menemukan banyak solusi, yang muncul dari berbagai sudut pandang, demi mengatasi konflik yang ada. (pie)