Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh RA (15) kalau ia akan dipekerjakan sebagai penari bugil alias striptease di Kota Batam ini. Gadis remaja yang hanya mengenyam pendidikan formal hingga kelas III SMP ini, awalnya dijanjikan kerjaan sebagai waitres di sebuah kafe. Kenyataannya, ia harus meliuk-liuk di depan pria hidung belang sambil menanggalkan satu demi satu pakaian seksi yang dikenakannya.
Kemarin siang, ABG semampai bertinggi 165 senti itu masih dimintai keterangan oleh polisi Polsekta Lubukbaja. Sebagaimana pemberitaan POSMETRO sebelumnya, RA kabur setelah sempat dibooking untuk kelima kalinya.
Ditemui POSMETRO di ruang unit Reserse dan Kriminal Lubukbaja, RA terlihat tertidur sambil duduk di kursi. Mengenakan celana jins dipadu kaos merah model kemben, wajah RA terlihat polos dalam tidurnya. Sesaat kemudian, ia terbangun. “Aku lagi sakit,” katanya sambil melanjutkan kembali tidurnya.
Selang setengah jam kemudian, ia kembali terbangun dan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, RA sudah mengganti bajunya dengan baju bermotif yang tak lagi memperlihatkan bagian dadanya.
Setelah merasa nyaman dengan pakaiannya itu, RA tak lagi canggung menceritakan nasibnya. “Dulu aku kerja di Jakarta,” katanya memulai cerita. RA menjelaskan, pekerjaan pertamanya tak ada hubungannya dengan dunia malam. Ia bekerja di bagian penjualan onderdil mobil.
Bekerja di usia muda, terpaksa dilakukan karena tuntutan biaya hidup keluarganya. Ia mengaku sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. “Kalau aku tak kerja, adikku tak bisa sekolah,” katanya polos. Hingga akhirnya, ia memutuskan keluar dari sekolahnya saat ia masih duduk di kelas III SMP. Hal ini dilakukan karena ayahnya juga sudah meninggal dunia.
Tepat pada 21 Januari lalu, ia mendapatkan tawaran pekerjaan di Batam lewat seorang temannya. “Katanya kerjanya sebagai waitres,” kata RA. Namun setibanya di Batam, ia malah ditampung di sebuah mess penari striptease yang berada di Komplek Happy Garden, Batam.
RA mengaku ditampung orang bernama Hendro, seorang pria yang dulunya berprofesi sebagai penari. Di tangan pria itulah, dalam sehari, RA dusulap jadi seorang penari telanjang. “Cuma belajar sehari, besoknya langsung show,” kata RA lagi.
Di awal-awal penampilanya sebagai penari bugil, RA mengaku sangat canggung. “Aku tak bisa buka (bra) sendiri, jadi senior aku yang bukain,” ujar RA menceritakan pengalaman show pertamanya. Walau merasa canggung, RA berupaya untuk tetap tampil maksimal.
Sejak itu, saban malam, RA harus show di hall. “Sering juga tampil di VIP kalau ada permintaan,” katanya polos. Nah, setiap kali tampil di VIP itu, RA mengaku selalu terpaksa melakukan oral seks pada tamunya. “Mereka maksa, mau gimana lagi,” ujar RA.
Setiap kali show itu, tarifnya Rp400 ribu. Tapi, kata RA, ia hanya dapat bagian Rp150 ribu. Sisanya, ia setor pada Hendo, sang papi. Tidak hanya sekedar dipaksa main oral, tapi RA juga acap diajak kencan short time oleh tamunya. “Tamunya rata-rata dari Singapura, Malaysia. Ada juga dua orang bule,” katanya lagi.
Yang ia ingat, sudah dua kali ia diajak shorttime. “Paling aku dapatnya cuma tips dari tamu,” katanya lagi.
RA menambahkan, pernah dapat tips Rp1,5 juta, tapi uang itu ia serahkan semuanya pada sang papi. “Itulah bodohnya aku. Tadi aku pikir aku dapat bagian,” katanya. Selain diajak shorttime, Ra juga lima kali dibooking sebagai penari bugil.
Saat ini polisi sudah menangkap Hendro . Pria berkulit putih itu, kata Kapolsekta Lubukbaja AKP Didik Erfianto, akan dijerat pasal 83 jo 88 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara. Tersangka Hendro dijerat dengan pasal yang berbunyi mengkomersialkan seks anak di bawah umur. Polisi juga sudah mengontak orangtua korban di Jakarta. “Korban akan dipulangkan pada orangtuanya,” kata Didik.
Diperawani Laki Orang
Sebelum ke Batam, RA sendiri mengaku memang sudah tak perawan lagi. “Kalau itu (keperawanan) aku ngelakuinnya sama cowok aku,” katanya. Saat itu, ia ingat masih duduk di kelas II SMP. Hanya saja, cowok yang dianggapnya sebagai pacar itu sudah berumur 24 tahun. “Katanya dia mau tanggung jawab, makanya aku mau,” RA menambahkan.
Namun setelah keperawanannya direnggut, cowok tersebut mulai menjauh. “Tahunya, dia sudah punya istri di Lampung,” tambah RA dengan nada sesal. Alhasil, RA pun pasrah. Di Jakarta, RA mengaku memang bandel. Tapi, katanya, ia belum pernah mengenal dunia malam dan obat-obatan.
“Pas coba nekan (ngineks) pertama kali, ya di Batam ini,” kata RA. Itu pun atas anjuran rekan mess seprofesinya. Tak ayal, saat show, usai menelan pil setan itu, RA langsung linglung.
Ditemui POSMETRO di ruang unit Reserse dan Kriminal Lubukbaja, RA terlihat tertidur sambil duduk di kursi. Mengenakan celana jins dipadu kaos merah model kemben, wajah RA terlihat polos dalam tidurnya. Sesaat kemudian, ia terbangun. “Aku lagi sakit,” katanya sambil melanjutkan kembali tidurnya.
Selang setengah jam kemudian, ia kembali terbangun dan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, RA sudah mengganti bajunya dengan baju bermotif yang tak lagi memperlihatkan bagian dadanya.
Setelah merasa nyaman dengan pakaiannya itu, RA tak lagi canggung menceritakan nasibnya. “Dulu aku kerja di Jakarta,” katanya memulai cerita. RA menjelaskan, pekerjaan pertamanya tak ada hubungannya dengan dunia malam. Ia bekerja di bagian penjualan onderdil mobil.
Bekerja di usia muda, terpaksa dilakukan karena tuntutan biaya hidup keluarganya. Ia mengaku sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. “Kalau aku tak kerja, adikku tak bisa sekolah,” katanya polos. Hingga akhirnya, ia memutuskan keluar dari sekolahnya saat ia masih duduk di kelas III SMP. Hal ini dilakukan karena ayahnya juga sudah meninggal dunia.
Tepat pada 21 Januari lalu, ia mendapatkan tawaran pekerjaan di Batam lewat seorang temannya. “Katanya kerjanya sebagai waitres,” kata RA. Namun setibanya di Batam, ia malah ditampung di sebuah mess penari striptease yang berada di Komplek Happy Garden, Batam.
RA mengaku ditampung orang bernama Hendro, seorang pria yang dulunya berprofesi sebagai penari. Di tangan pria itulah, dalam sehari, RA dusulap jadi seorang penari telanjang. “Cuma belajar sehari, besoknya langsung show,” kata RA lagi.
Di awal-awal penampilanya sebagai penari bugil, RA mengaku sangat canggung. “Aku tak bisa buka (bra) sendiri, jadi senior aku yang bukain,” ujar RA menceritakan pengalaman show pertamanya. Walau merasa canggung, RA berupaya untuk tetap tampil maksimal.
Sejak itu, saban malam, RA harus show di hall. “Sering juga tampil di VIP kalau ada permintaan,” katanya polos. Nah, setiap kali tampil di VIP itu, RA mengaku selalu terpaksa melakukan oral seks pada tamunya. “Mereka maksa, mau gimana lagi,” ujar RA.
Setiap kali show itu, tarifnya Rp400 ribu. Tapi, kata RA, ia hanya dapat bagian Rp150 ribu. Sisanya, ia setor pada Hendo, sang papi. Tidak hanya sekedar dipaksa main oral, tapi RA juga acap diajak kencan short time oleh tamunya. “Tamunya rata-rata dari Singapura, Malaysia. Ada juga dua orang bule,” katanya lagi.
Yang ia ingat, sudah dua kali ia diajak shorttime. “Paling aku dapatnya cuma tips dari tamu,” katanya lagi.
RA menambahkan, pernah dapat tips Rp1,5 juta, tapi uang itu ia serahkan semuanya pada sang papi. “Itulah bodohnya aku. Tadi aku pikir aku dapat bagian,” katanya. Selain diajak shorttime, Ra juga lima kali dibooking sebagai penari bugil.
Saat ini polisi sudah menangkap Hendro . Pria berkulit putih itu, kata Kapolsekta Lubukbaja AKP Didik Erfianto, akan dijerat pasal 83 jo 88 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara. Tersangka Hendro dijerat dengan pasal yang berbunyi mengkomersialkan seks anak di bawah umur. Polisi juga sudah mengontak orangtua korban di Jakarta. “Korban akan dipulangkan pada orangtuanya,” kata Didik.
Diperawani Laki Orang
Sebelum ke Batam, RA sendiri mengaku memang sudah tak perawan lagi. “Kalau itu (keperawanan) aku ngelakuinnya sama cowok aku,” katanya. Saat itu, ia ingat masih duduk di kelas II SMP. Hanya saja, cowok yang dianggapnya sebagai pacar itu sudah berumur 24 tahun. “Katanya dia mau tanggung jawab, makanya aku mau,” RA menambahkan.
Namun setelah keperawanannya direnggut, cowok tersebut mulai menjauh. “Tahunya, dia sudah punya istri di Lampung,” tambah RA dengan nada sesal. Alhasil, RA pun pasrah. Di Jakarta, RA mengaku memang bandel. Tapi, katanya, ia belum pernah mengenal dunia malam dan obat-obatan.
“Pas coba nekan (ngineks) pertama kali, ya di Batam ini,” kata RA. Itu pun atas anjuran rekan mess seprofesinya. Tak ayal, saat show, usai menelan pil setan itu, RA langsung linglung.